Kamis 26 Sep 2019 02:20 WIB

Greta Thunberg Menang Hadiah Nobel Alternatif

Thunberg memenangkan penghargaan tersebut karena menjadi sosok menginspirasi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Aktivis lingkungan dari Swedia Greta Thunberg saat berbicara di Climate Action Summit di Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York, Senin (23/9).
Foto: AP Photo/Jason DeCrow
Aktivis lingkungan dari Swedia Greta Thunberg saat berbicara di Climate Action Summit di Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York, Senin (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Aktivis iklim remaja asal Swedia Greta Thunberg mendapatkan kehormatan atas perjuangannya dalam menyuarakan masalah iklim. Dia dinobatkan sebagai satu dari empat pemenang Right Livelihood Award 2019 atau dikenal sebagai sebagai Hadiah Nobel alternatif di Swedia, Rabu (25/9).

Alasan Thunberg memenangkan penghargaan tersebut karena menjadi sosok yang menginspirasi. Dia bisa membuat tuntutan politik yang sangat kuat untuk melakukan tindakan cepat mengatasi masalah iklim.

Baca Juga

Perempuan berusia 16 tahun itu tidak segan mengecam para pemimpin dunia dalam pidatonya di awal pembukaan pertemuan perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Senin (23/9). Dia mengkritik pemimpin dunia karena gagal mengatasi perubahan iklim.

Thunberg mulai protes per pekan di luar parlemen Swedia setahun yang lalu. Tindakan tersebut pun menginspirasi jutaan anak muda berduyun-duyun ke jalan di seluruh dunia pada pekan lalu untuk menuntut pemerintah yang menghadiri pertemuan tahunan itu mengambil tindakan darurat.

Penerima penghargaan Right Livelihood Award lainnya adalah pemimpin adat Yanomami dari Brasil Davi Kopenawa, pengacara hak-hak perempuan dari China Guo Jianmei, dan pembela hak asasi manusia dari Sahara Barat Aminatou Haidar. Semua penerima penghargaan akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 103 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 1,4 miliar.

"Kami menghormati empat sosok visioner yang kepemimpinannya telah memberdayakan jutaan orang untuk mempertahankan hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut dan berjuang untuk masa depan yang layak huni bagi semua orang di bumi," kata Right Livelihood Foundation dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement