Kamis 26 Sep 2019 12:13 WIB

Industri Keuangan Masih Terjaga di Tengah Gejolak Global

Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan masih tumbuh positif pada Agustus 2019.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga di tengah masih tingginya ketidakpastian perekonomian global. Sektor jasa keuangan domestik masih mencatatkan perkembangan positif dengan pertumbuhan intermediasi yang stabil dan profil risiko lembaga jasa keuangan yang terjaga.

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis Anto Prabowo mengatakan rendahnya tingkat inflasi inti, turunnya volume perdagangan global dan terkontraksinya business confidence semakin memperkuat keyakinan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara advanced economies (AE). 

"Mayoritas bank sentral global mengambil stance yang lebih akomodatif dan diprediksi masih akan berlanjut hingga akhir tahun ini," ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (25/9).

Di sisi lain, berlanjutnya penurunan harga komoditas di tengah masih tingginya tensi perang dagang AS-Cina menjadi tambahan downside risk yang meliputi potensi pertumbuhan perekonomian ke depan, termasuk emerging markets (EM) atau negara berkembang. 

Kebijakan advanced economies yang akomodatif kembali mendorong investor nonresiden masuk ke pasar keuangan negara berkembang  termasuk Indonesia. Hal ini tampak dari derasnya arus masuk nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) pekan lalu yang mencatatkan net buy sebesar Rp 16,7 triliun dengan penguatan yield sebesar 8,9 bps mtd. 

Berbeda dengan pasar saham, seiring dengan pelemahan pada mayoritas negara negara berkembang, pada 20 September 2019 IHSG mencatatkan pelemahan sebesar 1,5 persen mtd pada level 6.231,5. Net sell investor nonresiden sebesar Rp 5,4 triliun. 

Namun demikian, selama 2019 IHSG masih tumbuh positif sebesar 0,6 persen, diikuti oleh yield SBN yang turun 76,4 bps. Investor nonresiden pada periode yang sama mencatatkan net buy di pasar saham dan SBN masing-masing sebesar Rp 53,9 triliun dan Rp 133 triliun.

Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan masih tumbuh positif pada Agustus 2019. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 8,59 persen yoy, didorong oleh kredit investasi yang tetap tumbuh double digit level 12,72 persen yoy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement