Kamis 26 Sep 2019 15:02 WIB

Jaga Iklim Demokrasi, Jokowi: Jangan Ragukan Komitmen Saya

Jokowi mengundang lebih dari 30 tokoh kebangsaan ke Istana Merdeka

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh agama di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh agama di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang lebih dari 30 tokoh kebangsaan ke Istana Merdeka, Kamis (26/9) siang ini. Tokoh-tokoh yang diundang memiliki latar belakang beragam, mulai dari akademisi, seniman, budayawan, hingga ahli hukum.

Di hadapan para tokoh kebangsaan ini, Jokowi menegaskan komitmennya dalam menjaga iklim demokrasi di Indonesia, termasuk melanggengkan kebebasan pers dan kebebasan menyampaikan pendapat.

"(Kebebasan menyampaikan pendapat) pilar demokrasi yang harus terus kita jaga dan kita pertahankan. Jangan sampai bapak ibu sekalian ada yang meragukan komitmen saya mengenai ini," ujar Presiden di Istana Merdeka, Kamis (26/9).

Bersama para tokoh bangsa, Jokowi juga mengajak diskusi mengenai kondisi terkini kebangsaan, seperti isu kebakaran hutan dan lahan, konflik di Papua, penolakan revisi UU KPK, dan sejumlah rancangan UU lainnya termasuk RKUHP.

"Juga yang berkaitan dengan demonstrasi-demonstrasi pada beberapa hari ini," katanya.

Sejumlah tokoh bangsa yang ikut hadir di istana hari ini, antara lain budayawan Goenawan Mohamad, Nono Makarim, Butet Kartaradjasa, Omi Kamaria Nurcholis Madjid, Franz Magnis Suseno, Christine Hakim, hingga Mustofa Bisri.

Lalu ada ulama senior Quraish Shihab, ahli hukum dan tata negara Mahfud MD, aktris Jajang C. Noer, budayawan Alisa Wahid, pakar energi baru terbarukan Tri Mumpuni, tokoh senior Emil Salim, hingga pegiat hukum Feri Amsari.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ مَّاۤءٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍ ۖ وَّتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.

(QS. Al-Baqarah ayat 164)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement