Kamis 26 Sep 2019 19:07 WIB

Netizen Milenial Respons Aksi Mahasiswa di Twitter

Percakapan membahas isu aksi mahasiswa di Twitter mencapai 572.951 kicauan.

Red: Muhammad Hafil
Twitter
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Aksi demonstrasi mahasiswa di gedung DPR dan berbagai daerah di Tanah Air menyedot perhatian netizen di media sosial Twitter. Indonesia Indicator (I2) mencatat, sepanjang 22-26 September 2019 percakapan tentang aksi Mahasiswa menolak UU KPK dan pembahasan sejumlah RUU di DPR mencapai 572.951 kicauan.

"Ada 148.744 akun yang membicarakan aksi mahasiswa. Sebanyak 95,7 persen atau  142.377 adalah akun manusia dan akun robot mencapai 6.367 atau 4,3  persen," ujar Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/9).

Menurut Rustika, sebanyak 87,5 persen netizen yang merespons adalah kelompok milenial. "Hanya terdapat 8,4 persen mereka yang berusia di atas 35 tahun," kata dia. Kelompok usia 18 hingga 25 tahun memiliki proporsi terbanyak, yakni 45,4 persen. Rustika memerinci, netizen usia 18 tahun sebanyak 4 persen, usia 18-25 tahun sebanyak 45.4 persen, usia 26-35 tahun 42.1 persen dan di atas 35 tahun 8.4 persen.

Percakapan aksi mahasiswa, kata Rustika, sempat mendapatkan respons dari kalangan netizen milenial hingga mencapai 91 persen. Hal ini, menurut dia, terjadi karena karakter milenial yang suka mengikuti tren, ingin menjadi bagian perubahan, dan suka mengeksplorasi hal-hal yang baru. 

I2 mencatat ada beberapa tagar yang berkembang selama aksi mahasiswa berlangsung, antara lain: #HidupMahasiswa (1.321k kicauan), #STMmelawan (330k kicauan), #STMBergerak (79k kicauan), #stmmahasiswabersatu (35k kicauan), #AyoSemuaBergerak (153k kicauan), #iniMAHASISWA (14k kicauan), #DenniSiregarDicariAnakSTM (11k kicauan) dan #SurabayaMenggugat (11k kicauan), #TurunkanJokowi (141k kicauan) dan #KRITISIJANGANprovokasi (11k kicauan).

"Emosi netizen cukup menarik karena berimbang antara trust, anticipation, anger, dan joy," papar dia. Menurut Rustika, ada catatan menarik terkait emosi sesuai gender. Emosi terbesar perempuan adalah trust, anticipation, joy. Emosi negatifnya, kata dia, seperti “anger” lebih kecil. 

Sementara, kata dia, emosi terkuat netizen laki-laki adalah trust, anger dan disgust tinggi. Sementara emosi joy-nya relatif kecil. Menurutnya, perempuan terlihat lebih menggunakan pernyataan-pernyataan yang mengandung unsur humor, meskipun kritis dalam merespons isu KUHP dengan humor dan canda. 

"Sementara dilihat dari usia, emosi anak-anak milenial lebih ke emosi Trust, Anticipation, Joy dan Anger," ujar Rustika. Sementara untuk netizen di atas usia 35 tahun, emosi terbesarnya adalah Anger, disusul Anticipation. 

Menurut dia, akun yang merespons isu aksi mahasiswa berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. 10 yang terbesar berasal dari DKI Jakarta (44,4 persen), Jawa Barat (21,9 persen), Jawa Timur (10 persen), Jawa Tengah (8,6 persen ), dan Kalimantan Timur (3,5 persen).

Sementara, melalui jejaring percakapan (Social Network Analysis/SNA), Rustika memaparkan, aksi Mahasiswa mendapat respons dari dua kubu, yakni kelompok mahasiswa dan kelompok kontra pemerintahan Jokowi. Jumlah netizen yang merespons mulai dari sebanyak 56 ribu hingga 112 ribu dalam sehari (12 jam).

Berdasarkan metode SNA, I2 mencatat, saat aksi mahasiswa berlangsung, jejaring terlihat tidak terlalu membentuk polarisasi, namun terbentuk kelompok dengan narasi yang berbeda, yaitu kelompok reaksi mahasiswa dan kelompok kontra pemerintah.

Netizen Pro Mahasiswa, kata Rustika, mencapai 81,8 perse , yakni terdiri dari 46.064 Akun, 1.583 Tagar, dan 153.95 Aktivitas. Akun-akun pada kelompok ini tertarik pada foto dan video amatir dari aksi masa yang berlangsung. "Akun-akun pada kelompok ini secara umum menunjukkan kekecewaannya pada lembaga DPR RI."

Sementara, kelompok Kontra Pemerintah mencapai 18,2 perse , terdiri dari 10.230 Akun, 310 Tagar, dan 24.879 Aktivitas. Kelompok ini ikut mendukung aksi mahasiswa, namun cenderung terlihat lebih menyalahkan Jokowi dalam cuitan akun-akun tersebut. Tagar #turunkanjokowi dan #saatnyapeoplepower digaungkan oleh kelompok ini.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement