Jumat 27 Sep 2019 23:58 WIB

1 Tahun Gempa Palu, Ribuan Muslim Doa Bersama untuk Korban

Ribuan umat Muslim mendoakan korban wafat.

Red: Nashih Nashrullah
Warga beraktivitas di sekitar bangunan rumah susun yang rusak akibat gempa di Kelurahan Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (2/9/2019).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warga beraktivitas di sekitar bangunan rumah susun yang rusak akibat gempa di Kelurahan Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (2/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Ribuan korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah mengenang peristiwa 28 September setahun lalu dengan zikir, ceramah agama dan doa bersama di kawasan bekas tsunami Patung Kuda, Pantai Talise, Palu, Jumat (27/9)petang.

Tua, muda, anak-anak, remaja dan orang dewasa berbondong-bondong memadati ruas Jalan Rajamoili di pesisir Teluk Palu di Kelurahan Besusu dan Talise sejak pukul 16.00 WITA untuk mengenang peristiwa tersebut sambil mendoakan seluruh korban bencana meninggal yang dipimpin pimpinan Majelis Zikir Nurul Khairat, Habib Soleh Alaydrus atau Habib Rotan.

Baca Juga

Seluruh jamaah nampat khusyuk melantunkan zikir dan memanjatkan doa kepada Allah SWT agar Sulteng terhindar dari bencana yang serupa mendoakan semua korban bencana yang telah meninggal dan hilang.

"Saya ke sini sudah rutin hampir tiap Ahad karena majelis zikir di sini sudah dilaksanan tiap pekan setiap Jumat sepekan pascabencana untuk mendoakan para korban bencana dan daerahku," kata salah satu jamaah, Arisman.

Tidak ada niat lain, lanjutnya, datang ke tempat itu selain semata-mata untuk beribadah dan mendapat siraman rohani dari ulama dan habaib yang hadir dalam kesempatan itu.

"Saya juga memperoleh ceramah dan nasehat agama dari para ulama, habib dan ustadz setiap mengikuti kegiatan ini. Sangat menanagkan hati dan jiwa. Tidak dapat dibeli dengan uang," katanya.

Jamaah lainnya, Ahmad, juga menyatakan hal serupa. Ia sangat bersyukur kegiatan keagamaan dilaksanakan di kawasan eks tsunami pascabencana meluluhlantahkan di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.

"Saya sangat bersyukur zikir dan doa bersama dilaksanakan di sini untuk mengenang peristiwa setahun lalu itu sebab tempat ini dulunya kebanyakan membuat masyarakat lalai dari beribadah kepada sang pencipta,"ujarnya.

Ia menyebut kawasan eks tsunami di sepanjang kawasan wisata Teluk Palu itu kini sepi dan sunyi pascabencana. Belum banyak aktivitas masyarakat di kawasan tersebut saat malam tiba.

"Dulu tempat ini sangat ramai, apalagi kalau sudah memasuki sore dan malam hari. Tapi sekarang sudah sepi sejak gempa dan tsunami menghancurkan infrastruktur di sini,"ucapnya.

Sementara itu pimpinan Majelis Zikir Nurul Khairat, Habib Soleh Alaydrus atau Habib Rotan mengatakan zikir dan doa bersama di kawasa itu sudah dilaksanakan seminggu pascabsncana dan hingga kini masih konsisten. "Insya Allah zikir dan doa bersama di sini akan terus dilaksanakan hingga hari kiamat. Amin," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement