REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih kekurangan guru besar, khususnya di Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V, Didi Achjarie mengatakan, saat ini ada sekitar 7 ribu dosen di 103 PTS. Namun, dari total tersebut baru ada sekitar 60 guru besar.

Jumlah guru besar ini tentu masih kecil dibandingkan dengan total dosen yang ada. Bahkan, dari 60 guru besar ini akan ada yang pensiun pada Oktober 2019 nanti.

"Bulan Oktober nanti ada dua guru besar yang pensiun," kata Didi saat dikonfirmasi, Senin (30/9).

Kurangnya guru besar ini, dikarenakan masih adanya kendala saat melakukan pengajuan. Banyak aturan baru yang diterapkan dan banyak dosen yang tidak mengetahui hal tersebut. Hal ini menyebabkan ada beberapa dokumen yang ditolak maupun diminta untuk diperbaiki saat mengajukan guru besar.

"Apalagi kan ada penilaian juga dari tim di tingkat pusat. Terkadang penilaian dari tim di sana berbeda dengan hasil penilaian di LL Dikti," tambah Didi.

Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong PTS termasuk dosen untuk meningkatkan jabatan dan kualitas mereka menjadi guru besar. Terlebih, saat ini pun sudah banyak dosen yang mengajukan kenaikan menjadi guru besar tersebut.

"Selain mendorong agar terus bertambah, kami perlu mengubah sistem agar menjadi lebih cepat," jelasnya.

PTS yang saat ini tengah mengajukan guru besar, salah satunya Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY). Rektor UMY, Gunawan Budiyanto mengatakan, saat ini sudah ada delapan guru besar yang telah diajukan.

UMY sendiri diketahui telah memiliki 19 guru besar. "Delapan guru besar yang akan diajukan diantaranya di bidang Hukum, Fisipol, Teknik, Pertanian, Fakultas Agama Islam," ujarnya.