Senin 30 Sep 2019 18:02 WIB

Palmerah Ricuh, Perjalanan KRL dari Tn Abang Dihentikan

Perjalanan KRL dari Stasiun Tn Abang dihentikan temporer terkait kericuhan Palmerah.

Red: Reiny Dwinanda
Suasana Stasiun Tanah Abang saat terjadi gangguan operasional kereta di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (25/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana Stasiun Tanah Abang saat terjadi gangguan operasional kereta di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak dari demonstrasi massa di gedung DPR/MPR, Senin, seluruh perjalanan KRL dari dan menuju Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat tidak dapat dilakukan. Perjalanan KRL dari dan ke Stasiun Tanah Abang dihentikan sementara mulai Senin (30/9) sore.

"Keputusan ini ditetapkan mulai pukul 16.40 WIB," kata Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa melalui keterangan tertulisnya.

Baca Juga

Eva menyebutkan, sejumlah perjalanan kereta dari arah Tanah Abang dan sebaliknya belum dapat melalui lintas Palmerah. Operasional perjalanan kereta tidak dapat dilakukan karena pada perlintasan Pejompongan dan perlintasan arah Stasiun Kebayoran terdapat kerumunan warga dan situasi setempat tidak kondusif.

Perjalanan kereta dari Maja, Serpong, dan Rangkasbitung menuju Tanah Abang hanya dapat dilakukan dari Stasiun Kebayoran. Begitu juga sebaliknya.

"Perjalanan kereta dari Stasiun Tanah Abang masih dibatalkan sementara," kata Eva.

photo
Massa aksi yang membeludak mulai menutupi jalan tol yang berada di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (30/9).

PT KAI Daop 1 Jakarta menempatkan hingga 80 petugas pengamanan di lapangan untuk mengamankan jalur rel dan prasarana stasiun. Petugas juga dikerahkan untuk melakukan pemantauan keamanan jalur kereta api dengan berkoordinasi bersama petugas Kepolisian di lokasi agar bersama-sama mengamankan perjalanan kereta.

"Kami mengimbau warga yang akan menuju area lintas barat seperti Serpong, Maja, dan Rangkasbitung jika tetap ingin menggunakan kereta dapat langsung menuju Stasiun Kebayoran atau dapat menggunakan moda transportasi lainnya," kata Eva.

Sebelumnya, kericuhan pecah dalam demonstrasi yang berlangsung di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Barat, tepatnya di pelintasan rel kereta Palmerah, dekat pintu belakang gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin sore. Dalam kericuhan tersebut, aparat kepolisian menembakkan gas air mata setelah demonstran terus memprovokasi dengan melemparkan batu dan botol mineral ke arah barikade aparat kepolisian.

Berdasarkan pantauan Antara, ratusan massa yang didominasi pelajar berseragam putih abu-abu tersebut terus melempari aparat dengan berbagai benda tumpul, meski gas air mata terus ditembakkan berulang kali. Demonstran yang terkonsentrasi di tengah perlintasan rel memanfaatkan batu-batu kerikil untuk menyerang aparat.

Aparat yang sebelumnya bertahan, mulai maju merangsek ke arah demonstran. Selain menggunakan gas air mata, aparat kepolisian juga menembakkan water cannon untuk memecah konsentrasi demonstran.

Kericuhan berlangsung sekitar lima menit. Demonstran yang mulai terdesak terpukul mundur menuju arah Jalan Palmerah Selatan dan Jalan Tentara Pelajar arah Slipi. Suasana di sekitar lokasi masih belum terkendali. Asap putih gas air mata masih mengepul di tengah pelintasan kereta api Stasiun Palmerah.

Dalam satu pekan terakhir telah terjadi demo yang diinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai universitas dan pelajar dari sejumlah sekolah di Indonesia. Mereka menuntut tujuh hal dengan tuntutan utama menolak RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, dan RUU Ketenagakerjaan. Selain itu, mereka mendesak UU KPK dan UU SDA dibatalkan serta disahkannya RUU PKS dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement