Kamis 03 Oct 2019 12:13 WIB

Satu WNI Korban Jembatan Ambruk Taiwan Ditemukan Meninggal

Seluruh tiga WNI ABK yang hilang telah ditemukan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Petugas penyelamat bekerja di lokasi ambruknya jembatan di sebuah pelabuhan di Nanfangao, timur Taiwan, Selasa (1/10). Jembatan ambruk ketika sebuah truk tanker melintas dan menimpa sebuah kapal di bawahnya.
Foto: AP Photo
Petugas penyelamat bekerja di lokasi ambruknya jembatan di sebuah pelabuhan di Nanfangao, timur Taiwan, Selasa (1/10). Jembatan ambruk ketika sebuah truk tanker melintas dan menimpa sebuah kapal di bawahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, satu warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan hilang telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dengan demikian, seluruh tiga WNI Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang telah ditemukan.

"Satu WNI ditemukan meninggal, korban meninggal akibat runtuhnya jembatan ada tiga, dan yang mengalami luka tercatat empat WNI," ujar Judha saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (3/10).

Baca Juga

Judha mengatakan, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei dan Kemenlu RI akan memfasilitasi repatriasi dan pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan para korban. Keseluruhan korban WNI merupakan pekerja migran Indoensia yang resmi bekerja sebagai ABK di kapal ikan milik Taiwan.

Sebelumnya, jembatan di kota Nanfang'ao, Yilan, Taiwan atau sekitar 62 kilometer utara Taipei runtuh sekitar pukul 09.30 waktu setempat Selasa, (1/10). Runtuhnya jembatan menimpa tiga kapal ikan dan satu truk minyak.

Rekaman yang beredar memperlihatkan detik-detik jembatan tunggal setinggi 140 meter itu runtuh dan menimpa setidaknya tiga perahu nelayan dan satu truk tanker minyak yang sedang berlayar di bawah jembatan. Truk tanker yang tertimpa reruntuhan jembatan itu pun langsung terbakar. Jembatan yang dibangun pada 1998 itu membawa lalu lintas di atas pelabuhan nelayan yang terkenal sibuk. Meski demikian, penyebab ambrolnya jembatan di cuaca cerah masih belum jelas.

Pada Senin Malam, topan Mitag yang membawa angin maksimum 162 Km/jam (100 mph) melanda Taiwan timur laut, melukai 12 orang dan mematikan daya ke lebih dari 66 ribu rumah. Kemungkinan runtuhnya jembatan akibat topan tersebut. Lebih dari 150 penerbangan dibatalkan karena badai.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

(QS. Al-Ahqaf ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement