Sabtu 05 Oct 2019 22:07 WIB

Faldo Maldini Mundur, Wasekjen PAN: Tak Ada yang Spesial

Saleh menegaskan, tidak perlu dirisaukan jika hanya Faldo yang mundur.

Rep: Ali Mansur/ Red: Israr Itah
Faldo Maldini
Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo
Faldo Maldini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menegaskan, tidak ada hal dikhawatirkan dengan keluarnya Faldo Maldini dari partai. Apalagi pada tahun politik ini, juga banyak kader-kader yang baru masuk PAN. Saleh menegaskan, tidak perlu dirisaukan jika hanya Faldo yang mundur.

"Tidak ada hal yang spesial dari pengunduran diri Faldo. Kami menanggapinya biasa saja. Banyak kader kami yang tetap setia dan konsisten berjuang bersama-sama," ujar Saleh Daulay dalam pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Sabtu (5/10).

Baca Juga

Saleh mengatakan, kader-kader hebat yang gabung dengan PAN juga banyak, mulai dari politisi senior, hingga dari kalangan milenial. Ia menyebut nama Farah Putri Nahlia, Slamet Ariayadi, Abdul Hakim Bafaqih, Mitra Fakhruddin, Athari Gauti, dan Fachry Pahlevi dari kaum milenial yang bergabung ke PAN. Menurut Saleh, mereka sama saja dengan Faldo. 

"Bedanya, mereka sabar dan gigih berjuang sehingga bisa langsung terpilih. Sementara Faldo, kelihatannya belum maksimal dan masih perlu kerja keras untuk terpilih," kata dia.

Selain itu, Seleh menyatakan PAN tidak bisa menahan seseorang yang hendak keluar. Apalagi, keinginan tersebut didasari atas pertimbangan yang telah matang. Maka ia mempersilahkan Faldo mencoba untuk mencari nuansa baru di partai lain. Sebab tidak menutup kemungkinan ia akan beruntung, lebih sabar, dan lebih gigih.

“Waktu gabung dengan PAN kan juga atas dasar kerelaan dan keinginan sendiri. Sekarang ingin keluar, ya pasti tidak akan ditahan-tahan," kata Saleh.

Kendati demikian, Saleh mengakui belum mengetahui dan melihat langsung surat pengunduran diri Faldo. Hanya, Saleh menganggap melihat surat pengunduran diri itu tak penting. Apalagi Faldo sudah menyampaikannya ke publik lewat media. Maka menurutnya itu sudah lebih dari cukup.

“Lagian, urusan internal kami masih banyak yang perlu diselesaikan. Yam kami lebih fokus menyelesaikan urusan itu daripada membahas sesuatu yang tidak masuk dalam skala prioritas kami," kata Saleh. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement