Rabu 23 Oct 2019 19:26 WIB

Tak Lagi Jadi Menristekdikti, Ini yang Dilakukan M Nasir

Nasir mengaku mendapat banyak tawaran pengembangan bisnis.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.
Foto: Republika/Fakhri Hermansyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mohamad Nasir resmi tak menjabat lagi sebagai menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti). Kepada wartawan Nasir mengaku ingin bersantai terlebih duhulu.

"Saya pengen cooling down selama satu bulan dulu," kata Nasir di Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10).

Baca Juga

Nasir mengaku mendapat banyak tawaran pengembangan bisnis dari berbagai pihak. Namun ia ingin menikmati kebebasannya setelah tak lagi menjadi menteri.

"Tadi malam sudah ada yang konsultasi tentang bisnis plan bagaimana membangun industry dan semuanya  harus kita dorong. Dan ini saya sampaikan buat bisnis plan-nya dulu nanti kita akan kaji, karena background saya adalah akuntan dan biasa dari bisnis, sekarang kembali ke bisnis lagi, kembali ke dosen lagi," jelasnya.

Proses serah jabatan antara Nasir dengan Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) digelar di Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta. Dalam kesempatan itu Nasir sempat berkelakar tentang dirinya yang merupakan menteri pertama dan terakhir dari Kemenristekdikti.

"Mohon izin pak menteri, saya adalah menteri pertama kali dan terakhir yaitu sebagai menteri riset, teknologi, dan  pendidikan tinggi, Kemenristekdikti sudah bubar ganti ristek kembali dikti kembali, itu udah ada induknya ke mana, udah yang terakhir, atau selama-lamanya jadi menteri ristek dan dikti barangkali," kelakar Nasir disambut tawa tamu yang hadir.

Mohamad Nasir menjabat sebagai Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada Kabinet Kerja periode 2014–2019. Ia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Diponegoro periode 2014–2018. Ia juga pernah menjadi Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip periode 2010-2014.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement