Rabu 23 Oct 2019 19:28 WIB

Cuaca Panas, 800 Pasien Kunjungi Puskesmas Kramatjati Sehari

Keluhan yang dominan adalah penyakit ISPA.

Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi cuaca panas.
Foto: AAP
Ilustrasi cuaca panas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kramatjati, Jakarta Timur mencatat jumlah kunjungan pasien selama suhu cuaca panas mencapai 800 orang per hari. "Rata-rata per hari bisa sampai 600 pasien yang berkunjung, tapi kalau layanan 24 jam bisa 700 sampai 800 pasien per hari," kata Kepala Puskesmas Kramatjati, Inda Mutiara, Rabu sore (23/10).

Jumlah tersebut masuk dalam kriteria normal, namun jenis penyakit yang berkaitan dengan suhu panas tercatat lebih dominan. Menurut Inda, pasien yang datang memiliki berbagai keperluan pelayanan, mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga sakit.

Baca Juga

Keluhan yang dominan, kata dia, adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang dipicu udara kotor mencapai 29 persen. Selain itu, pasien juga mengeluhkan dehidrasi yang dipicu kekurangan asupan air.

Untuk penyakit akibat tekanan darah tinggi mencapai 18 persen, diabetes 12 persen, masalah lambung delapan persen dan nyeri sendi delapan persen. Cuaca panas di Jakarta Timur juga dirasakan pegawai dan tim medis Puskesmas Kramatjati dalam beberapa hari terakhir.

"Cuaca Jakarta saat ini memang cukup panas. Bahkan udara yang terbawa ke dalam ruang puskesmas sudah seperti di pesisir laut (panas). Mudah-mudahan tidak berdampak pada pasien yang berobat di puskesmas," katanya.

Inda berbagi tips kepada masyarakat untuk menghindari sejumlah penyakit yang rentan terjadi akibat udara panas. "Saran untuk cuaca panas agar perbanyak konsumsi cairan, menjaga makanan sehat, dan buah-buahan untuk mencegah dehidrasi," katanya.

Inda menyarankan masyarakat mengenakan pakaian yang nyaman jika banyak aktivitas di jalan raya. Masyarakat juga disarankan menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV yang tinggi.

"Jangan lupa pakai pelindung untuk hidung atau masker (mencegah debu), pakai payung untuk melindungi sengatan matahari langsung," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement