Kamis 24 Oct 2019 21:07 WIB

Istana akan Akomodasi Tokoh Muda Jadi Staf Khusus Presiden

Jokowi mempertimbangkan faktor usia dan juga pengalaman untuk jadi menteri

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Pelantikan Kabinet Indonesia Maju. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Agama Fachrul Razi,  Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (dari kiri) berfoto bersama sebelum pelantikan Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Pelantikan Kabinet Indonesia Maju. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (dari kiri) berfoto bersama sebelum pelantikan Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak istana berencana merekrut tokoh-tokoh muda bertalenta untuk menjadi staf khusus presiden. Langkah ini dilakukan sebagai alternatif pernyataan presiden yang mengatakan akan memilih tokoh muda berusia di bawah 30 tahun untuk masuk dalam susunan kabinet baru. Karena dalam realisasinya, menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM) adalah Nadiem Makarim dengan usia 35 tahun.

"Strategi(nya) posisi staf khusus presiden yang tidak terbebani dengan birokrasi dan bisa memberikan masukan," kata Pratikno di Istana Merdeka, Kamis (24/10).

Pratikno menyampaikan, Presiden Jokowi tak hanya mempertimbangkan faktor usia dalam memilih menteri, namun juga faktor pengalaman. Presiden ujar Pratikno, tidak ingin sosok muda yang pengalamannya belum kuat 'dipaksakan' jadi menteri. Pengalaman yang dimaksud Pratikno bukan hanya terkait bidang keahliannya, namun juga pengalaman di bidang birokrasi.

"Kalau kita menemukan anak muda yang pengalaman birokrasinya kuat ya jalan. Tapi kalau ngga menemukan jangan sampai nanti malah justru men-downgrade dia. Anak muda potensial diberi tugas berat malah tidak perform, kasian," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement