Jumat 25 Oct 2019 22:54 WIB

Suhu Sedang Panas Banget, Sejumlah Penyakit Mengintai

Kemenkes mengingatkan ada sejumlah penyakit yang mengintai saat suhu panas.

Red: Reiny Dwinanda
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak kesehatan yang dapat muncul seiring dengan suhu panas yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi tersebut masih akan melanda hingga sepekan ke depan.

"Ada kenaikan angka kasus gangguan kesehatan yang terkait dengan perubahan cuaca," kata Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto dalam temu media di Kemenkes, Jakarta, Jumat.

Achmad mengatakan, pada kondisi tertentu dan pada kelembapan tertentu serta suhu tertentu, populasi nyamuk meningkat dengan cepat. Jika nyamuk tersebut merupakan vektor penyakit, maka ia memperkirakan pada periode suhu panas ini akan ada peningkatan kasus demam berdarah, cikungunya, dan malaria, meski jumlahnya tidak signifikan.

"Kecuali jika (angka kasus) dua kali lipat dari kondisi sebelumnya, baru disebut kejadian luar biasa (KLB)," katanya.

Selain adanya potensi peningkatan kasus penyakit akibat nyamuk, suhu panas yang disertai angin kencang saat kering juga dapat menyebabkan partikel debu tetap bertahan. Hal tersebut akan cukup signifikan meningkatkan kasus gangguan pernapasan, dari yang sederhana diawali dengan alergi yang kemudian dapat memunculkan influenza like illness (ILI) hingga infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) jika disertai dengan alergi.

"Angka-angka ini naik semuanya. Terlebih jika ada perilaku yang memanfaatkan panas terik dengan membakar gambut sehingga menyebabkan kabut asap," ujar Achmad.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena suhu panas akan terus terjadi hingga sepekan ke depan di sebagian besar wilayah Indonesia. Cuaca cerah tersebut terjadi karena karena ada fenomena anomali suhu dingin di wilayah perairan Indonesia yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan sangat sulit terbentuk di Wilayah Sumatra, Jawa dan sekitarnya.

"Fenomena suhu panas tersebut terjadi karena beberapa faktor, antara lain karena titik kulminasi matahari yang masih berada di wilayah Jawa ke daerah selatan dan kondisi cuaca cerah di wilayah Indonesia yang saat ini masih mendominasi," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam kesempatan yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement