Sabtu 26 Oct 2019 18:45 WIB

In Picture: Sekolah Tinggi Ilmu Beruk di Pariaman (1)

.

Rep: Iggoy El FItra/ Red: Yogi Ardhi

Rumah khusus beruk untuk bermalam di Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB), Desa Apar, Pariaman. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Seorang pelatih menunjukkan seekor beruk yang akan dilatih di Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB), Desa Apar, Pariaman. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Seekor anak beruk dipilih pembeli untuk dilatih, di Lapak Penjualan Beruk, Pasar Ternak Sungai Sariak. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Seekor beruk liar ketakutan saat pertama dibawa ke Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB). (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Seekor anak beruk liar dipasangi rantai sebelum dibawa pembeli di Lapak Penjualan Beruk, Pasar Ternak Sungai Sariak. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Seekor beruk jantan memetik kelapa di STIB. Beruk jantan terlatih dapat memetik 500 sampai 1000 buah kelapa dalam sehari. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Keberadaan hewan primata beruk (Macaca Nemestrina) biasanya dikenal sebagai hewan liar. Di banyak daerah, primata ini bahkan menjadi hama yang merusak tanaman petani.

Namun lain halnya di kawasan Pariaman, Sumatera Barat. Setelah melalui masa pelatihan hewan-hewan liar ini berubah dari hewan hama menjadi binatang ‘rekan kerja’ para petani, khususnya petani kelapa.

Untuk menghasilkan beruk terlatih bukan hal yang mudah. Diperlukan keahlian dan waktu yang tidak sebentar untuk memperoleh beruk terlatih. Di Desa Apar, Pariaman, terdapat Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB). Nama sekolah ini mengacu kepada sekolah bagi beruk yang berada di ketinggian pohon.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement