Jumat 01 Nov 2019 11:24 WIB

Pemprov Jabar akan Libatkan Kiai Tangani Sampah

Penanganan sampah membutuhkan pendekatan keimanan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah anak bermain diantara tumpukan sampah yang mengapung di aliran sungai Kali Jambe kawasan Perumahan Satria Jaya Permai, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/10/2019).
Foto: Republika
Sejumlah anak bermain diantara tumpukan sampah yang mengapung di aliran sungai Kali Jambe kawasan Perumahan Satria Jaya Permai, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) serius membantu kabupaten/kota dalam menangani masalah sampah. Menurut Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, Pemprov Jabar bahkan akan melibatkan para ulama atau kyai dalam penanganan pesoalan sampah.

Uu menilai, masyarakat pun perlu disentuh hatinya oleh keimanan dan ketakwaan melalui bahasa agama. "Penanganan sampah juga perlu hati nurani, makanya kalau disentuh hatinya oleh keimaman dan ketakwaan dengan bahasa agama Insyaallah mereka akan istikamah melaksanakan apa yang diharapkan yaitu bersih dari sampah," kata Uu.

Baca Juga

Uu mengatakan, semua kyai punya jemaah atau santri yang cukup banyak. Jadi, misalnya bisa instruksikan di madrasah.

Saat ini, persoalan sampah tidak hanya terjadi di kota besar namun sudah merambah ke pelosok daerah akibat pertumbuhan penduduk dan pemukiman hingga industri. Pemprov Jabar pun, kata dia, memberikan penghargaan kepada kepala daerah kabupaten/kota yang peduli dan memiliki inovasi terhadap penanganan sampah melalui Ecovillage Awards 2019 yang digelar di Istora Jatiluhur Resort, Kabupaten Purwakarta, Kamis (31/10).

Penerima penghargaan di antaranya adalah Bupati Bandung, Bupati Ciamis, Bupati Pangandaran dan Bupati Bogor. Selain itu, penghargaan di Ecovillage Awards 2019 juga diberikan kepada kelompok dan masyarakat, antara lain Ecovillage Desa Waras Kab. Karawang dan Ecovillage Cipta Kreatif, Kab. Bekasi.

Uu mengatakan, penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan Pemdaprov Jabar kepada kabupaten/kota yang sudah berinovasi dalam lingkungan hidup khususnya penanganan sampah. Inovasi dari daerah pun, lanjut Uu, ada yang dijadikan pilot project untuk diaplikasikan ke daerah lain.

"Ada juga inovasi dari kabupaten/kota yang dipakai oleh kami (Pemprov Jabar). Jadi ini adalah langkah kami menghargai karya dan jasa mereka yang sudah berbuat untuk Jawa Barat," kata Uu.

Selain itu, kata Uu, Pemprov Jabar juga sangat siap dan terbuka dalam menerima masukan maupun inovasi dari masyarakat tentang pengolahan sampah yang efektif dan efisien.

"Kami pun menerima masukan atau inovasi dari masyarakat, beritahu kami, bila bagus akan kami jadikan program untuk penanganan sampah di Jabar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement