Ahad 03 Nov 2019 05:41 WIB

Begini Cara Ponpes Hidayatullah Dorong Minat Baca Mahasantri

Ponpes Hidayatullah Panceng meluncurkan program EDiRD (Every Day Is Reading Day).

Red: Irwan Kelana
Para mahasantri Pesantren Hidayatullah, Panceng, Gresik, aktif membaca buku setiap hari.
Foto: Dok Hidayatullah
Para mahasantri Pesantren Hidayatullah, Panceng, Gresik, aktif membaca buku setiap hari.

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Lesunya minat membaca buku di Indonesia, khususnya generasi muda, menjadi perhatian khusus segenap pengurus Pesantren Hidayatullah, Panceng, Gresik. 

Tidak ingin para mahasantrinya mengalami hal serupa, pihak pengurus menggulirkan program EDiRD (Every Day Is Reading Day). 

"Kita ingin mahasantri itu, memiliki minat baca tinggi. Karena membaca itu sejatinya kebutuhan," terang Abu Anis, kepala pengkaderan kampus, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (2/11). 

Lebih lanjut ia memaparkan, akan bahaya yang mengintai generasi mendatang bila minat membaca mereka rendah. Kebodohan  kolektif akan menyeruak. 

"Apa yang bisa diharapkan dari generasi berwawasan rendah? Mereka bisa dengan mudah dikelabuhi musuh," terangnya. 

Karena itu, melalui program EDiRD ini, Abu Anis mengharap, minat baca para mahasantri akan terangsang karena didukung oleh sistem yang telah disiapkan. 

Program EDiRD ini, mengharuskan mahasiswa untuk membaca setiap hari. Minimal satu lembar. Bisa berupa buku atau majalah. Poin pentingnya, bacaan yang bermanfaat. 

"Karena masih awal, target bacaannya sedikit dulu. Lambat laun, nanti ditingkatkan," terang pria asal Lampung ini. 

Sebagai sistem kontrolnya, setiap ba’da shalat Zuhur, ada petugas yang akan mengecek. Bagi yang kedapatan belum menunaikan kewajiban baca, akan diberi peringatan agar menuntaskan bacaannya. 

Selain itu, kata lulusan STAI Luqman al Hakim, Surabaya ini, ada juga program latihan pidato, dengan kewajiban melengkapi refrensi buku dalam jumlah tertentu. 

"Selain untuk meningkatkan kualitas keilmiahan isi pidato, program ini juga sebagai wahana meningkatkan minat baca mahasantri. Sebab dengan syarat tersebut, mahasantri otomatis akan membaca. Tidak asal buat," tuturnya. Bagi mahasantri yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, lanjut Abu Anis, meski berpidato dengan lancar, maka akan diberikan kewajiban meresensi beberapa jumlah buku. 

Sementara itu, Abdurrahman, salah seorang mahasantri, mengaku sangat mendukung program yang digulirkan oleh pesantren. 

"Jujur,  boleh dibilang, baru di pondok inilah saya mulai membaca buku. Saya sangat mendukung program yang digulirkan oleh pengurus," ujarnya. 

Wakaf buku

Di balik keberhasilan menggulirkan program EDiRD, Abu Anis mengaku, ada keprihatinan lain, yaitu jumlah buku. 

Stok buku di perpustakaan pesantren, masih sangat tidak seimbang dengan jumlah mahasantri yang ada, yang berjumlah 50-an. 

"Karena itu, kami membuka kesempatan bagi siapa saja yang mau menyumbangkan buku ke pesantren kami. Khususnya buku-buku bernuansa Islami dan motivasi," ungkap ayah tiga putri ini.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ قَالُوْا مَا هٰذَآ اِلَّا رَجُلٌ يُّرِيْدُ اَنْ يَّصُدَّكُمْ عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُكُمْ ۚوَقَالُوْا مَا هٰذَآ اِلَّآ اِفْكٌ مُّفْتَرًىۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۙ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata, “Orang ini tidak lain hanya ingin menghalang-halangi kamu dari apa yang disembah oleh nenek moyangmu,” dan mereka berkata, “(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja.” Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran ketika kebenaran (Al-Qur'an) itu datang kepada mereka, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”

(QS. Saba' ayat 43)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement