Senin 04 Nov 2019 09:47 WIB

Melarang Cadar dan Celana Cingkrang tak Sesuai di Indonesia

Penggunaan celana cingkrang tak bisa langsung dikonotasikan dengan kelompok radikal.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Tamrin Tomagola
Foto: Antara
Tamrin Tomagola

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Tomagola menyayangkan wacana larangan penggunaan cadar dan celana cingkrang yang pernah diungkapkan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Tamrin merasa wacana itu memang tak sesuai dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia.

Dia mengungkap sudah sejak lama negara dan agama dianggap dua hal yang sulit dipisahkan dari Indonesia. Ia mengingatkan pemerintah untuk menindak kelompok radikal, bukan malah mewacanakan larangan penggunaan cadar dan celana cingkrang.

Baca Juga

"Tentu kalau ada kejadian yang disebabkan kelompok ekstrim di Indonesia, maka seharusnya tindak langsung. Bukannya dengan melarang penggunaan celana cingkrang," katanya dalam kegiatan paparan survei di Jakata, Ahad (3/11).

Ia merasa penggunaan celana cingkrang tak bisa langsung dikonotasikan dengan kelompok radikal di Indonesia. Sehingga pengguna celana cingkrang dan cadar tak bisa dicap radikal begitu saja. "Tidak bisa langsung dicap begitu (radikal) kalau anda pakai celana cingkrang atau cadar," sebutnya.

Sebelumnya, Menag Fachrul Razi pernah berencana melarang pengguna niqab atau cadar untuk masuk ke instansi milik pemerintah.Tujuannya demi alasan keamanan menyusul penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement