Sabtu 16 Nov 2019 21:30 WIB

Kembar Siam Ardi-Ardan akan Dipantau Hingga Usia 2 Tahun

Jika diperlukan, kembar Ardi dan Ardan akan kemebali dioperasi dan fisioterapi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Bayi Kembar
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Bayi Kembar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi kembar siam berusia 14 bulan asal Tangerang, Banten, Ardi-Ardan, akan menjalani observasi di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) rumah sakit anak dan bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta pascaoperasi pemisahan bayi tersebut berhasil. Mereka diperkirakan menjalani perawatan PICU dan dipantau hingga usia mencapai dua tahun.

Dokter Penanggung Jawab Pasien Ardi-Ardan, Alexandra mengatakan, operasi kali ini membelah organ tubuh hati pasien. "Masing-masing pasien memiliki hati dan kami memotong bagian tengahnya. Memang kelihatannya hati punya Ardan lebih besar karena tubuhnya lebih besar dibandingkan Ardi, padahal sebenarnya proporsinya sama," ujarnya di jumpa pers di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Sabtu (16/11) sore.

Setelah operasi pemisahan kembar siam berhasil, dia menambahkan, Ardi-Ardan akan dirawat di PICU yang diperkirakan hingga selama 10 hari. Sebab, dia menambahkan, dokter harus memantau apakah kembar ini mengalami pendarahan dan melihat perkembangan kulit yang ditarik untuk menutup luka operasi membaik.

"Setelah itu kami terus memantau perkembangan mereka hingga berusia dua atau tiga tahun karena mereka mengalami dempet tubuh, jadi tulang punggungnya melengkung. Jadi nanti mereka akan menjalani fisiotetapi punggung, fisioterapi kaki dan fisioterapi untuk pernapasan karena ini berefek ke diafragma," ujarnya.

Ketua Tim Pemisahan Kembar Siam Ardi Ardan Johanes Edy Siswanto menambahkan, observasi dua bayi ini terus dilakukan sampai kondisinya stabil. Tim dokter akan mengobservasi apakah mereka bisa bernapas dengan baik dengan sendirinya tanpa alat bantuan napas, apa sudah bisa minum makan.

"Karena itu standar bisa keluar dari PICU," ujarnya.

Direktur Utama RSAB Harapan Kita Didi Danukusumo menambahkan, dua bayi itu sejak masih di kandungan berada di bagian neonatal fasilitas kesehatan yang dibawahinya. Kemudian setelah dimonitoring, dia melanjutkan, tim dokter mendiagnosa sang ibu hamil janin kembar siam dan ada gangguan pada hati pada mereka.

"Jadi kelainan bawaan kembar siam sudah ketahuan dan ditangani sejak awal dan operasi ini adalah satu rangakian. Kami memastikan supaya kualitas hidup dua bayi ini lebih baik sejak dini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement