Rabu 20 Nov 2019 00:55 WIB

Kabupaten Keerom Jadi Proyek Percontohan KB di Papua

Warga Keerom masoh berpikir KB akan memusnahkan orang asli Papua.

Red: Ani Nursalikah
Sejumlah anak di Sentani, Jayapura, Papua.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah anak di Sentani, Jayapura, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan Kabupaten Keerom berpotensi menjadi proyek percontohan kampung keluarga berencana (KB) di Papua.

"Tujuan dari kontrasepsi adalah menjarakkan kelahiran anak biar anaknya berkualitas, keluarga berkualitas dan keluarga jadi sejahtera. Saya optimis Kabupaten Keerom jadi proyek percontohan supaya kita bisa menjadi keluarga sehat sejahtera," kata Hasto dalam kunjungan kerja ke Kampung KB Warbo, Kabupaten Keerom, Papua, Senin (19/11).

Baca Juga

Hasto mengatakan Kabupaten Keerom memiliki semangat membangun kemandirian dan antusiasme warga setempat untuk membangun hidup yang lebih berkualitas. Untuk menjadi desa mandiri, maka pemerintah perlu membantu peningkatan pemberdayaan masyarakat setempat.

Pemerintah daerah setempat juga mendorong kemandirian desa dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan tanah yang luas di Papua, masyarakat setempat perlu diberdayakan agar dapat mengolah tanah mereka dengan lebih produktif sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.

Pendampingan dan pelatihan untuk warga setempat juga diperlukan sehingga produk lokal setempat bisa berkembang dan mendorong kemajuan ekonomi di wilayah itu. "Menekankan melalui kepala perwakilan BKKBN dan bupati bagaimana dengan pemberdayaan di sini untuk mencapai keluarga berkualitas, keluarga sejahtera itu menjadi suatu kenyataan," ujar Hasto.

Bupati Keerom M Markum menuturkan dari 91 kampung di Kabupaten Keerom, masih ada 49 kampung dengan penduduk asli Papua. Untuk sosialisasi program keluarga berencana, pemerintah kabupaten menggunakan pola pendekatan, antara lain melalui tokoh atau pemimpin agama seperti pastur, pendeta, ustaz, beserta tokoh-tokoh adat yang ada di wilayah itu.

Pendekatan agama dan adat dinilai lebih efektif dibanding pendekatan lain karena agama dan adat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat di wilayah Papua. "Karena di sini adat itu paling menonjol sampai bapak ketua agama yang bisa masuk memberikan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.

Terkait penggunaan kontrasepsi, Bupati Keerom menuturkan, sebagian masyarakat masih berpikir pemakaian kontrasepsi akan memusnahkan orang asli Papua. Oleh karenanya, Markum akan meningkatkan penyuluhan terkait program keluarga berencana agar masyarakat memiliki pemikiran KB bukan untuk membatasi jumlah anak, melainkan meningkatkan kualitas anak dan keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement