Sabtu 23 Nov 2019 14:45 WIB

Ryamizard: Konsep Bela Negara untuk Tahan Ideologi Komunisme

Ryamizard ingatkan paham komunisme bisa diatasi lewat SDM dan bela negara

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan pejabat lama Ryamizard Ryacudu (kiri) usai acara serah terima jabatan di gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan pejabat lama Ryamizard Ryacudu (kiri) usai acara serah terima jabatan di gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta masyarakat Indonesia untuk mewaspadai paham komunisme. Salah satu cara yang diingatkannya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

SDM yang baik untuk melawan komunisme, menurutnya dapat dimunculkan lewat konsep bela negara. Dengan hal tersebut, masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh paham yang ingin mengganti ideologi bangsa.

"Esensi dari bela negara adalah membangun kembali sebuah kesadaran akan jati diri, identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya agar kita tidak mudah dibelokkan oleh ilusi-ilusi yang dikembangkan oleh ideologi lain," ujar Ryamizard di Gedung Lembaga Pertahanan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/11).

Ia menjelaskan, zaman sekarang adalah masa di mana merusak suatu bangsa tidak perlu melalui perang. Tapi, dapat melalui upaya merasuki moral dan pemikiran masyarakat.

"Ancaman ini berbentuk kekuatan soft power yang berupaya untuk merusak landasan moral dan jati diri bangsa Indonesia melalui inteligen, militer, ekonomi, sosial budaya, kultur, dan agama," ujar Ryamizard.

Maka dari itu, ia mengingatkan pentingnya kualitas SDM masyarakat Indonesia. Demi mencegah dan melindungi diri dari paham-paham yang ingin merusak ideologi Indonesia.

"Saat ini ancaman perang mindset, pikiran yang menjadi penting dan populer dalam perang modern. Saya nyatakan kita perang modern yang berupaya merubah negara Pancasila dan berupaya memecah belah NKRI," ujar Ryamizard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement