Kamis 28 Nov 2019 17:03 WIB

Empat Kunci Guru Sukses

Setiap guru memiliki cara sendiri untuk mengajar anak-anak.

Rep: MGRol 05/ Red: Gita Amanda
Gelar wicara Guru Inspiratif: Dukung Anak Rajut Impian, Rabu (27/11), di Seaworld, Taman Impian Jaya Ancol.
Foto: MGRol 05
Gelar wicara Guru Inspiratif: Dukung Anak Rajut Impian, Rabu (27/11), di Seaworld, Taman Impian Jaya Ancol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua hari lalu, tepatnya 25 November 2019, menjadi harinya para guru di seluruh Indonesia. Terlepas dari euforia Hari Guru, masih banyak kabar kurang menyenangkan terkait kondisi guru di Indonesia, mulai dari honor, kesejahteraan termasuk akses untuk belajar.

Meskipun sudah menjadi guru, akses belajar itu tetap dibutuhkan supaya guru terus berkembang. Hal tersebutlah yang disampikan juga oleh Ari Wibowo dari Komunitas Guru Belajar sebagai salah satu pembicara di gelar wicara Guru Inspiratif: Dukung Anak Rajut Impian, Rabu (27/11) lalu. Acara yang melibatkan Sekolah Rakyat Ancol tersebut diadakan untuk memperingati Hari Guru Nasional 2019.

Dalam kesempatan tersebut Ari mengatakan, bahwa ada empat kunci sukses seorang guru, yang biasanya ditanamkan di Komunitas Guru Belajar, atau yang biasa disingkat dengan 4K. K pertama adalah kemerdekaan, yaitu guru merdeka dalam belajar.

“Sebagai guru merdeka belajar, kita harus komitmen terhadap tujuan, tujuan kita sebagai guru, kita juga harus paham tujuan murid datang ke sekolah, tujuan murid belajar itu apa, kita harus konsisten dan komitmen,” terang Ari dalam sesi gelar wicara.

Setelah merdeka dalam belajar, merdeka untuk menentukan apa yang ingin dipelajari untuk berkembang, ada yang namanya kemandirian, yaitu mandiri terhadap cara. Untuk memberi penjelasan lebih lanjut terkait ini, Ari mengibaratkan murid dengan ikan yang ada di Seaworld. Apakah mungkin ikan-ikan tersebut diajarkan terbang atau diuji untuk memanjat pohon tanyanya yang langsung disambut dengan jawaban tidak.

Ia pun melanjutkan, maksud mandiri dalam cara tersebut adalah setiap guru memiliki cara sendiri untuk mengajar anak-anak. Sebab tidak semua anak bisa disamakan dan diseragamkan cara mengajarnya.

“Jadi jangan harap murid kita itu ikan mas semua, kita juga harus tahu cara apa yang memang tepat terhadap murid kita, kita harus berorientasi pada murid. Pahami muridmu,” ucap Ari kepada para guru yang menghadiri acara di teater Seaworld tersebut.

Dua K lainnya adalah kolaborasi dan karir. Ari mengatakan bahwa obrolan dan saling berbagi cerita antarsesama guru adalah hal yang penting. Sebab saat saling berbagi itulah akan ada referensi dan pengalaman baru untuk mengajar dan membuat guru semakin berkembang.

Di akhir pembicaraannya, Ari menyampaikan harapan dia terhadap guru-guru Indonesia, khususnya guru-guru di Sekolah Rakyat Ancol. “Saya harap teman-teman di Sekolah Rakyat Ancol bisa terapkan di kelas, bagaimana menjadi guru merdeka belajar, guru yang berdaya,” terangnya.

Ia menambahkan, hal tersebut bisa dilakukan mulai dari kelas, dengan mengajak anak-anak untuk belajar di luar, belajar hal-hal yang kontekstual, “Seperti anjuran Mas Menteri (Nadiem Makarim),” pungkas Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement