Rabu 04 Dec 2019 16:12 WIB

Jumlah ODHA di DIY Terus Meningkat

Di DIY jumlahnya sudah mencapai ribuan kasus pada 2019 ini.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Andi Nur Aminah
Caption : Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Hari AIDS 2019 di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY, Yogyakarta, Rabu (4/12). .
Foto: Silvy Dian Setiawan/Republika.
Caption : Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Hari AIDS 2019 di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY, Yogyakarta, Rabu (4/12). .

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia terus bertambah tiap tahunnya, tak terkecuali di DIY. Bahkan, di DIY jumlahnya sendiri mencapai ribuan kasus pada 2019 ini.

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengatakan, pengidap HIV di triwulan kedua 2019 ini sudah mencapai 4.990 kasus. Sementara, 1.689 orang sudah masuk dalam tahap AIDS.   

Baca Juga

"Anak yang terinfeksi dari orang tua ada 61 anak dan penyandang disabilitas yang terinfeksi HIV sampai Juni 2019 sebanyak 21 orang," kata Paku Alam X di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY, Yogyakarta, Rabu (4/12).

Ia menyebut, HIV/AIDS di DIY sendiri rata-rata diderita oleh remaja dan pasangan usia produktif. Bahkan, jumlahnya mencapai 70 persen dari total kasus yang ada.

Untuk itu, persoalan tersebut harus menjadi perhatian yang lebih. Yang mana, harus ada upaya lebih untuk meminimalisasi pertumbuhan kasus HIV/AIDS, terutama di DIY.

"Meminimalisir kasus HIV/AIDS merupakan tanggungjawab kita semua. Dengan bekerja secara lintas sektor pemerintah, eksekutif dan legislatif, dan kompenen lintas masyarakat," ujarnya.

Saat ini pun, cakupan akses pengobatan HIV/AIDA ini di DIY terus diperluas. Paku Alam X juga menyebut, pengobatan untuk penderita penyakit ini tidak dipungut biaya. "Pengobatan pun sudah gratis, tapi masih meningkat penderitanya. Jawa warnanya sudah merah, tapi kalau DIY kuning, menjelang merah. Tentu menjadi perhatian bersama," katanya.

Selain itu, stigma negatif terhadap pengidap HIV/AIDA ini juga masih terjadi. Hal tersebut menyebabkan penderita tidak tertangani dengan baik.  "(Stigma) Ini musuh dalam selimut, //silent enemy yang justru pelan-pelan menimpa penderita. Justru penderitanya itu perempuan, masuk dalam tiga besar bahkan secara internasional," ujarnya.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DIY, Riswanto mengatakan, sosialisasi terus dilakukan kepada seluruh elemen masyarakat guna mengurangi kasus HIV/AIDS ini. Namun, penderitanya terus bertambah tiap tahun.

Hal ini berarti sosialisasi yang dilakukan masih kurang efektif. Menurutnya, sosialisasi masih dibutuhkan dan harus dilakukan upaya lebih untuk menanggulangi penyakit ini.

Ia menyebut, di DIY penderita HIV/AIDS ini didominasi antara usia 20 hingga 29 tahun. Penyebaran penderita HIV/AIDS di DIY tertinggi di Kota Yogyakarta. Setelah itu disusul kabupaten lainnya. "Tertinggi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Wonosari dan Kulonprogo. Persentasenya saya lupa," ujarnya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement