Kamis 05 Dec 2019 15:30 WIB

AS Dapatkan Rudal Kapal Iran

Kapal perang AS mendapatkan rudal yang diyakini milik kapal Iran di Laut Arab

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Kapal perang AS mendapatkan rudal yang diyakini milik kapal Iran di Laut Arab. (ilustrasi)
Foto: [ist]
Kapal perang AS mendapatkan rudal yang diyakini milik kapal Iran di Laut Arab. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mendapatkan rudal canggih yang diyakini milik kapal Iran di Laut Arab. Pejabat AS menyatakan penemuan rudal itu telah terjadi sejak 25 November lalu dan dilakukan investigasi.

Pentagon mengonfirmasi kapal perang AS menemukan komponen rudal canggih pada kapal tanpa kewarganegaraan. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa bagian-bagian itu berasal dari Iran. "Investigasi yang lebih menyeluruh sedang dilakukan," kata pernyataan itu.

Baca Juga

Pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kapal perusak rudal yang dipandu Forrest Sherman menahan sebuah perahu kecil. Satu detasemen personel AS yang naik ke kapal menemukan tempat bagian-bagian misil ditemukan.

Awak kapal kecil itu telah dipindahkan ke Penjaga Pantai Yaman dan bagian-bagian misilnya menjadi milik AS. Salah satu pejabat mengatakan dari informasi awal senjata itu terikat dengan Houthi yang berpihak Iran di Yaman.

Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS telah mencegat dan menyita senjata Iran yang kemungkinan menuju Houthi. Di bawah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Teheran dilarang memasok, menjual, atau mentransfer senjata di luar negara kecuali disetujui oleh Dewan Keamanan. Resolusi terpisah dari AS untuk Yaman melarang pasokan senjata kepada Houthi.

Houthi telah membangun gudang senjata menggunakan manufaktur lokal, keahlian asing, dan bagian-bagian yang diselundupkan dari Iran dan di tempat lain. Konflik di Yaman terlihat di wilayah tersebut sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.

Sejak Mei, Pentagon telah mengirim 14 ribu pasukan tambahan ke wilayah itu untuk menghalangi Iran. Para pejabat AS mengatakan ada pembicaraan yang sedang berlangsung tentang kemungkinan penambahan pasukan di Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement