Senin 09 Dec 2019 00:50 WIB

Kulonprogo Panen Raya Cabai, Pasokan Ahkir Tahun Aman

Kulonprogo melakukan panen raya cabai di lahan seluar 40 hektare.

Red: Friska Yolanda
Kasubdit Cabai Direktorat Jenderal Hortikultura, Mardiyah, melakukan panen raya cabai di Trisik Banaran Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Jumat (6/12).
Foto: Kementan
Kasubdit Cabai Direktorat Jenderal Hortikultura, Mardiyah, melakukan panen raya cabai di Trisik Banaran Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Jumat (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengingatkan jajaran kementerian yang dipimpinnya tidak lengah menjaga ketersediaan bahan pangan bagi 260 juta rakyat Indonesia. Libur Natal dan Tahun Baru yang berbarengan dengan musim liburan sekolah tahun ini diperkirakan akan mendongkrak konsumsi aneka bahan pangan termasuk cabai. 

Kementerian Pertanian sejak dini melakukan ancang-ancang pengamanan pasokan cabai di sentra-sentra produksi. Dengan begitu diharapkan harga cabai bisa terkendali wajar. 

Baca Juga

"Hari ini saya bersama Bupati dan Dinas Pertanian Kulonprogo melakukan panen raya di hamparan lahan cabai seluas 40 hektare. Kalau melihat areal tanam yang ada kami optimistis Kulonprogo mampu amankan pasokan cabai menjelang natal tahun ini," kata Kasubdit Cabai Direktorat Jenderal Hortikultura, Mardiyah, di sela-sela panen raya cabai di Trisik Banaran Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Jumat (6/12).

photo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya cabai di Trisik Banaran Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Jumat (6/12).

Mardiyah menyebut berdasarkan perhitungan pihaknya, Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk daerah yang sudah mandiri dalam pemenuhan cabai. Salah satu penyumbang terbesarnya adalah dari Kabupaten Kulonprogo. 

"Berdasar data kami, rata-rata kebutuhan cabai besar di DIY sekitar 13 ribu ton per tahun, sedangkan produksi di Kulonprogo 25 ribu ton per tahun. Jadi sudah mencukupi bahkan surplus", tandas Mardiyah. 

Kuloprogo merupakan menjadi sentra cabai besar yang diperhitungkan di tingkat nasional karena menduduki urutan ke-12 sentra produksi cabai nasional. Pangsa pasar produksi cabai keriting menyumbang sebanyak 2,1 persen dan cabai rawit 0,17 persen dari total nasional.

Bupati Kulonprogo, Sutejo, mengaku bangga dengan petani hortikultura di wilayahnya yang dikenal ulet. Ia mengatakan, Desa Banaran yang awalnya daerah miskin, kini telah berubah menjadi daerah makmur. 

"Petani mendapat karunia Allah berupa lahan pasir yang disulap menjadi lahan produktif penghasil cabai dan melon," ujar pria yang dilantik pada 7 November 2019 lalu tersebut.

Sutejo menungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah yang telah memberikan banyak bantuan pompa air untuk pertanaman cabai dan melon. Warga sekarang menjadi makmur dan bisa bangun rumah. 

photo
Tumpukan cabai milik petani hasil panen raya di Trisik Banaran Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Jumat (6/12).

"Saya juga akan memberikan tambahan jalan usaha tani menuju lahan cabai. Prinsipnya kalau bisa tanam sendiri, tidak perlu beli," tambahnya.

Ngatimin, Ketua Kelompok Tani Sidodadi, mengaku senang dengan perhatian pemerintah mendukung budidaya cabai di daerahnya. "Setiap malam, di pasar lelang yang kami dirikan, mampu melakukan transaksi cabai hingga puluhan juta rupiah. Pasar lelang ini sangat membantu petani," ujar Ngatimin yang dikenal sebagai petani cabai sekaligus pengelola tempat lelang cabai di Desa Banaran, Kecamatan Galur tersebut. 

Dirinya menyebutkan di kampung Trisik, Banaran, pertanaman cabai mencapai 40 hektare dan saat ini memasuki musim panen raya. Bahkan petani mampu menghasilkan cabai keriting 30 ton per hari untuk memasok pasar di Jateng, Jabodetabek hingga Sumatera. 

"Jadi kalau untuk Natal dan Tahun Baru nanti saya yakin aman," tutup Ngatimin optimistis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement