Kamis 12 Dec 2019 19:00 WIB

Penyusutan Hutan Bakau Ancam Populasi Lutung Jawa

Menyusutnya hutan mangrove itu berdampak pada berkurangnya sumber makanan.

Red: Agung Sasongko
Hutan Mangrove
Foto: .
Hutan Mangrove

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyusutan huan Mangrove di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dinilai berdampak serius terhadap populasi Lutung Jawa.

"Setiap tahun ada penyusutan 10 sampai 20 meter. Bahkan sejak 1980 sampai 2015, hutan mangrove seluas tiga kilometer sudah hilang," kata Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Aliansi Pemuda Bahagia Tangguh (Alipbata), Kurtubi, Kamis (12/12).

Ia mengatakan menyusutnya hutan mangrove itu berdampak pada berkurangnya sumber makanan lutung sehingga terkadang hewan dilindungi tersebut berkelahi berebut makanan.

"Mereka berebut makanan karena sumber makanan berkurang. Bahkan ada yang sampai berkelahi. Tiga minggu yang lalu saja ada induk lutung yang mati karena tidak ada makanan," ungkapnya.

Kurtubi menjelaskan dalam kondisi normal satu kelompok kecil Lutung Jawa yang berjumlah tujuh sampai 10 ekor membutuhkan lahan untuk mencari makan di area seluas 12 hektare. Saat ini, hanya tersisa tidak lebih dari 81 ekor.

"Sedangkan saat ini di muara Sungai Citarum Selatan cuma tujuh hektare, itu pun warga masih menebang pohon mangrove," katanya.

Sebenarnya populasi Lutung Jawa jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami peningkatan akibat perburuan perimata tersebut kini sudah menurun drastis.

"Lutung Jawa saat ini sudah mulai banyak. Sayangnya lahan tempat mereka mencari makan yang berkurang. Ini juga menjadi ancaman. Karena jumlah mereka bisa menyusut lagi. Kalau perburuan liar ramai terjadi tahun 2013 lalu sekarang sudah tidak ada," katanya.

Dia mengaku selain Lutung Jawa di Muaragembong dihuni hewan liar yang tinggal di hutan mangrove seperti kera, elang bondol, dan bangau.

"Yang dilindungi di sini memang Lutung Jawa tapi hewan lain juga banyak di sini. Makanya, kalau mangrove hilang, hewan-hewan itu juga lama-lama akan hilang," ucapnya.

Kurtubi berharap ada campur tangan pemerintah untuk mencegah Lutung Jawa punah karena sebagai kelompok yang memiliki kepedulian pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak.

"Kita hanya mengingatkan masyarakat kalau keberadaan hewan-hewan itu sangat penting. Jadi jangan sampai punah. Kita berharap ada campur tangan pemerintah daerah. Agar mereka tetap punya lahan untuk hidup," kata dia.

Camat Muaragembong, Lukman Hakim membenarkan habitat Lutung Jawa semakin terancam terlebih saat ini belum ada lembaga yang peduli dan serius terhadap keberadaan Lutung Jawa di wilayahnya.

"Cuma bingung mau kemana koordinasinya. Cakupan wilayah kerjanya di Kabupaten Bekasi di mana," katanya.

Lukman mengaku keberadaan Lutung Jawa di Muaragembong dapat menjadi potensi wisata alam jika dikembangkan sebab keberadaan hewan berbulu hitam lebat tersebut bisa menunjang objek wisata Pantai Beting.

"Kalau diurus (keberadaan lutung jawa di Muaragembong) bisa seperti Pulau Komodo di NTT yang mendunia. Jadi namanya nanti bisa jadi Pulau Lutung Jawa," kata Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement