Jumat 13 Dec 2019 18:42 WIB

Komunitas Bersyukur Pencak Silat Diakui UNESCO

Komunitas Pencak Silat menilai perlu ada program pelestarian tradisi pencak silat.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agung Sasongko
Pencak Silat
Foto: antaranews
Pencak Silat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tradisi Pencak Silat masuk Daftar Perwakilan dari Warisan Budaya Tak benda Kemanusiaan UNESCO. Masyarakat Indonesia khususnya komunitas atau perguruan pencak silat di Tanah Air sekarang memiliki tugas dan tanggung jawab melestarikan tradisi pencak silat.

Perwakilan dari komunitas Masyarakat Pencak Silat Indonesia, Wahdad MY mengatakan, perguran dan komunitas pencak silat di seluruh Indonesia bersyukur atas pengakuan oleh UNESCO ini. Untuk menyusuan sejumlah program melestarikan tradisi pencak silat, akan ada pertemuan pendekar keempat di Banten.

Baca Juga

"Dalam kaitan aksi program menyangkut penetapan ini yang pertama kita akan menyatakan pertemuan pendekar ke-4 di Banten itu pada bulan Mei, itu ada aksi," ujar Wahdad saat konferensi pers di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (13/12).

Wahdad menceritakan, banyak macam aliran tradisi silat yang berkembang di seluruh penjuru Indonesia dengan berbagai nama seperti Sumatera Barat, Banten, dan Jawa Barat. Pada akhirnya disepakati nama Pencak Silat saat berbagai aliran bersatu pada 18 Mei 1948 yang digagas Wongsonegoro, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan saat itu.

"Ini adalah kata yang disepakati untuk menyebut seni bela diri tersebut. Setelah ini masuk daftar tak benda UNESCO maka kita harus melakukan strategi-strategi untuk pengembangan pencak silat," kata Wahdad.

Ia mengatakan, setelah tradisi pencak silat ditetapkan menjadi warisan budaya takbenda, maka berbagai aliran harus bersatu. Bersatu melestarikan dan melindungi tradisi pencak silat untuk berkontribusi membangun peradaban manusia di Indonesia dan dunia.

Selain itu, lanjut Wahdad, pertemuan itu juga menjadi wadah untuk menjelaskan perbedaan silat Indonesia dengan Malaysia yang diakui UNESCO. Sebab, ada kekhawatiran masyarakat ketika orang Malaysia menunjukkan silat.

Padahal, kata Wahdad, silat sebagai seni bela diri ini secara luas dikenal juga di Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan. Bahkan saat ini beberapa perguruan silat juga ada di Benua Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement