Senin 16 Dec 2019 09:58 WIB

Harga Telur dan Bawang Merah di Bandung Naik

Kenaikan harga telur dan bawang merah di Bandung masih dalam tahap wajar.

Red: Friska Yolanda
Pedagang mengupas bawang merah. Jelang hari Natal dan Tahun Baru 2020, sebagian harga bahan pokok di Pasar Kosambi, Kota Bandung merangsek naik.
Foto: M Risyal Hidayat/Antara
Pedagang mengupas bawang merah. Jelang hari Natal dan Tahun Baru 2020, sebagian harga bahan pokok di Pasar Kosambi, Kota Bandung merangsek naik.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jelang hari Natal dan Tahun Baru 2020, sebagian harga bahan pokok di Pasar Kosambi, Kota Bandung merangsek naik. Pemerintah kota mengklaim kenaikan harga masih terbilang wajar.

Beberapa komoditas yang harganya naik di antaranya telur ayam dari Rp 23 ribu menjadi Rp 26 ribu per kilogram. Sementara itu, harga bawang merah naik dari Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Juga

Selain itu, harga-harga komoditas lainnya masih stabil dan terjangkau dibeli oleh masyarakat. "Hari ini Mang Oded didampingi Kadis Ketahanan Pangan Pertanian dan kabag ekonomi dan disperindag turun ke Kosambi mengecek kesiapan pangan, baik dari sisi suplai. Alhamdulillah ditanya (pedagang) aman sampai akhir Desember dan menjelang tahun baru," ujar Wali Kota Bandung, Oded M Danial, Senin (16/12).

Secara umum, menurutnya harga-harga sembako relatif stabil dan masih terjangkau. Namun, sebagian komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti telur. Meski begitu, katanya, harga tersebut masih dalam batas toleransi.

"Paling naik tinggi adalah telur, sekarang di angka Rp 26.500 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 23-24 ribu. Itu masih dalam batas toleransi," katanya. Ia berharap agar hingga Tahun Baru 2020 tidak terjadi lonjakan kenaikan harga.

Oded menambahkan, harga komoditas daging, daging ayam dan sayuran tergolong masih stabil. Namun, untuk bawang merah mengalami kenaikan menjadi Rp 40 ribu per kilogram dari harga Rp 35 ribu per kilogram.

Menurutnya, operasi pasar akan dilakukan jika harga mengalami kenaikan secara signifikan. Namun, sejauh ini, katanya, harga relatif masih naik-turun dan belum merata di seluruh pasar tradisional di Kota Bandung.

Ia mengimbau agar para penyuplai dan bandar sembako tidak memainkan harga dan mengambil kesempatan untuk mengeruk keuntungan. Menurutnya, lebih baik para bandar dan penyuplai mengambil keuntungan secara normal.

"Saya berharap kepada para suplier dan bandar normal saja ngambil keuntungan biar berkah," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement