Selasa 17 Dec 2019 15:36 WIB

Ada 22 Daerah di Jawa Tengah Terdampak Angin Puting Beliung

Angin putinh beliung mengakibatkan ribuan rumah alami kerusakan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah warga membersihkan puing-puing rumahnya yang rata dengan tanah setelah terkena angin puting beliung di Desa Sigedong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (21/10/2019).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sejumlah warga membersihkan puing-puing rumahnya yang rata dengan tanah setelah terkena angin puting beliung di Desa Sigedong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (21/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG —Sedikitnya 22 daerah (kabupaten/ kota) di Provinsi Jawa Tengah telah terdampak bencana alam angin puting beliung, di awal musim penghujan tahun ini.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, bencana ini telah mengakibatkan ribuan rumah warga mengalami kerusakan, baik ringan hingga berat.

Angin puting beliung ini juga telah mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas umum (fasum) di lingkungan masyarakat, seperti sarana pendidikan, tempat ibadah, kantor pemerintah desa serta infrastruktur kelistrikan.

Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah, Sudaryanto mengungkapkan, hingga Desember ini sudah ada 22 kabupaten/ kota yang terkena bencana angin puting beliung di masa pancaroba musim penghujan.

Dampaknya, tak kurang 4.000 rumah warga mengalami kerusakan dengan klasifikasi rusak ringan hingga rusak berat. "Di samping itu juga berdampak kerusakan pada fasilitas umum lain," katanya.

Masih terkait dengan antisipasi ancaman bencana di musim penghujan, penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Ptovinsi Jawa Tengah, Heru Setiadhie mengingatkan kembali soal kevalidan data kebenbencanaan. 

Ia khawatir, jika data ini tidak valid atau tidak klop, mengakibatkan skenario penanganan kebencanaan juga bakal terganggu. "Karena, begitu skenario penanganan tidak pas dengan data di lapabgan, maka langkah yang diambil juga akan keliru," tegasnya.

Maka, tegasnya, Kepala BPBD provinsi dan kabupaten/ kota harus memperkuat konsolidasi untuk memberikan peta rawan bencana banjir, longsor dan angin puting beliung, utamanya di wilayah selatan Jawa Tengah.

Data diberikan kepala desa/ lurah dan para relawan berdasarkan asesment potensi kebencanaan yang ada di wilayahnya. Ini sebagai bentuk kesiapsiagaan.

"Jangan karena tidak pernah terjadi, kemudian lengah. Seperti kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di Kabupaten Semarang yang rusak karena angin ribut," jelas Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement