Rabu 25 Dec 2019 05:29 WIB

Erick Thohir Dinilai Perlu Tim Khusus Terjemahkan Programnya

Tim khusus Erick Thohir bekerja fokus di pembenahan manajemen BUMN.

Rep: M Nursyamsyi/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir begitu gencar dalam melakukan pembenahan Kementerian BUMN maupun BUMN-BUMN. Tiga hal yang selalu Erick tekankan adalah kompetensi, integritas, dan akhlak yang baik.

Pakar pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Hamied Wijaya menilai tiga kata kunci ini merupakan hal penting dalam pembenahan BUMN. Meski begitu, Hamied menilai mantan pemilik Inter Milan itu perlu memiliki tim khusus yang mampu menerjemahkan atau mendetailkan dari tiga aspek tersebut agar penyampaian bisa dapat  diterima dengan maksimal oleh para petinggi di setiap BUMN.

Baca Juga

"Pak Erick Thohir harus ada tim khusus yang mampu menerjemahkan dari keinginannya tersebut," ujar Hamied di Jakarta, Senin (23/12).

Hamied menyampaikan tim khusus tersebut nantinya bisa melakukan forum group discussion untuk mensosialisasikan tiga kunci dalam pembenahan manajemen BUMN. Hamied menyampaikan kompetensi, integritas, dan akhlak yang baik sangat penting dimiliki para petinggi BUMN.

Hamied menilai, Erick dan Kementerian BUMN bisa melakukan penilaian secara berkala dengan melibatkan para pegawai di setiap BUMN.

"Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan bertanya ke para pegawai apakah si pemimpin itu jujur, memiliki kepentingan, jawaban para pegawai bisa menjadi masukan," ucap Hamied.

Hamied mengungkapan kepemimpinan tak sekadar dinilai dari aspek kecerdasan semata. Melainkan perlu memiliki kematangan emosional dan bersikap baik kepada para pegawai. Lingkungan kerja yang nyaman akan mendorong meningkatkan efektivitas pekerja yang ada di dalamnya.

"Biasanya pemimpin yang baik akan disenangi kehadirannya bagi para pegawai. Kalau pegawai senang saat pemimpin itu tidak ada, berarti ada yang salah dengan kepemimpinannya," lanjut Hamied.

Hamied menyarankan Kementerian BUMN memiliki bidang khusus yang bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja dan perilaku para direksi BUMN.

"Pak Erick sedang dapat momentum dalam membenahi BUMN. Harapannya jangan sampai momentum ini sebatas euforia," kata Hamied.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement