Ahad 29 Dec 2019 14:29 WIB

Feses Hitam Setelah Minum Tablet Tambah Darah, Kenapa?

Sebagian orang alami efek samping setelah minum tablet penambah darah.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Tablet tambah darah (TTD) merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk masalah anemia, khususnya pada remaja putri dan ibu hamil (Ilustrasi pusing kekurangan darah)
Foto: sheknows.com
Tablet tambah darah (TTD) merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk masalah anemia, khususnya pada remaja putri dan ibu hamil (Ilustrasi pusing kekurangan darah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tablet tambah darah (TTD) merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk masalah anemia, khususnya pada remaja putri dan ibu hamil. Sebagian orang yang meminum TTD mungkin pernah mengalami efek samping berupa feses berwarna hitam. Apa penyebabnya?

Ketika tubuh sudah mendapatkan asupan zat besi yang cukup, kelebihan zat besi dari TTD tidak akan diserap oleh tubuh. Kelebihan zat besi yang tak diserap tubuh ini akan dibuang melalui feses.

Baca Juga

"Karena itu besi, besi kena oksigen menjadi hitam," jelas Guru Besar FKM UI Prof dr Endang Laksminingsih Achadi MPH DrPH saat ditemui di sela-sela penjurian SUN Pitch Competition 2019, di Jakarta, belum lama ini.

Anemia merupakan kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin di dalam tubuh berada di bawah batas normal. Anemia terjadi bila kadar hemoglobin di bawah 13,5 gram/100 ml pada laki-laki dan di bawah 12,0 gram/100 ml pada perempuan.

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa satu dari lima perempuan Indonesia berusia 15 tahun ke atas dan satu dari enam laki-laki di kelompok usia yang sama mengalami anemia. Sedangkan Riskesdas 2018 mengungkapkan bahwa 48,9 persen ibu hamil di Indonesia mengalami anemia.

Sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat besi. Endang mengatakan salah satu penyebab kekurangan zat besi adalah penyakit kecacingan di mana cacing di dalam tubuh akan menyerap darah sehingga penderita kecacingan dapat mengalami anemia.

"Zat besi kan ada di dalam darah," jelas Endang.

Namun penyebab kekurangan zat besi yang paling banyak adalah pola makan yang rendah pangan hewaninya. Endang mengatakan konsumsi pangan hewani di Indonesia masih belum mencukupi. Hanya daerah-daerah tertentu saja yang konsumsi pangan hewaninya sudah cukup baik.

Perbaikan pola makan dengan meningkatkan asupan pangan hewani diperlukan untuk bisa mencegah anemia akibat defisiensi zat besi. Namun, perbaikan pola makan dengan memperkaya pangan hewani tentu bukan hal yang bisa dilakukan dalam sekejap. Butuh waktu untuk memperbaiki dan meningkatkan berbagai aspek di masyarakat mulai dari perilaku hingga kemampuan ekonomi.

"Sementara (memperbaiki perilaku hingga kemampuan ekonomi) itu, kita anjurkan minum tablet tambah darah," papar Endang.

Endang mengatakan masyarakat tidak perlu merasa takut kelebihan zat besi bila mengonsumsi TTD. Alasannya, tubuh memiliki secara otomatis akan membuang kelebihan zat besi melalui feses bila kebutuhan asupan zat besi sudah terpenuhi.

"Tubuh kita bisa mengatur, kalau tubuh kita cukup besinya, itu ngga diserap. Tpai kalau tubuh kita kekurangan besi, itu akan diserap," jelas Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement