Sabtu 11 Jan 2020 09:29 WIB

Bupati Sragen Marah Ada Oknum Nyogok Minta Jadi Kepsek

Bupati Sragen mengaku tak pernah memutasi pejabat berdasarkan suka atau tidak suka.

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar
 Bupati Sragen Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Bupati Sragen Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM -- Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. menegaskan bahwa mutasi dan penataan SDM di berbagai dinas yang ia lakukan selama ini, termasuk Kamis (2/1/2020) dinihari lalu, didasarkan atas profesionalitas. Ia juga mengklaim tak pernah melakukan mutasi pejabat berdasarkan suka atau tidak suka.

Hal itu ia sampaikan kepada ratusan pejabat sesuai pelantikan di Gedung Kartini. "Tolong semua bisa diterima, apapun keputusan yang diambil dalam penataan SDM semua itu berdasarkan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Saya tidak pernah menata berdasarkan suka tidak suka," kata dia.

Ia meminta para pejabat yang dimutasi, dipromosikan atau dipindah, tidak perlu protes atau mengeluh. Menurutnya, selama ini apa yang berusaha ia bangun di Sragen, dijalankan sesuai koridor dan kaidah hukum yang berlaku.

Ia pun terang-terangan mengungkap masih ada beberapa perilaku oknum yang membuatnya marah besar terkait penataan jabatan. "Masih saja ada beberapa orang yang menganggap saya mudah dan bisa diiming-imingi sesuatu. Ada di antara beberapa Bapak Ibu yang menghubungi orang terdekat saya berusaha diangkat jadi kepala sekolah, memilih tempat pula. Mangke 23 September 2020 saya siap ngewangi Bupati, saestu," ujar bupati.

Bupati mengaku sangat marah dengan perilaku oknum-oknum itu. Ia pun menegaskan semua pejabat dan ASN (PNS) adalah bawahannya yang sudah wajib hukumnya membantunya.

"Anda semua itu ASN. Anda semua pegawai negeri yang notabene di bawah kekuasaan saya sebagai pimpinan. Rasah mbok iming-imingi opo wae, mbantu saya sudah wajib hukumnya," ujarnya.

Karenanya, ia berharap jangan pernah mengiming-imingi dengan hal tidak masuk akal. "Ada beberapa yang berani dan masih bisa membuat saya marah besar. Karena berusaha mengkait-kaitkan apapun dalam menata SDM dan kebijakan ini dikaitkan dengan Pilkada 2020," tegasnya.

Ia pun berharap untuk semua bersama-sama saling memahami. Menurutnya tak perlu saling menunjukkan eksistensi masing-masing hanya untuk menduduki jabatan tertentu. "Harus bisa, pimpinannya nek enek bot repote yo kudu mbok ewangi," tegasnya. Wardoyo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement