Ahad 05 Jan 2020 20:34 WIB

Kepala BPKM: Santri Harus Siap Digandeng Para Investor

Para santri dituntut meningkatkan kompetensinya agar digandeng investor.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Nashih Nashrullah
Menciptakan santri wirausahawan harus dibekali dengan kemampuan pemberdayaan ekonomi. Foto ilustrasi santri.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Menciptakan santri wirausahawan harus dibekali dengan kemampuan pemberdayaan ekonomi. Foto ilustrasi santri.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL –  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia santri harus bisa menjadi pengusaha. Pengusaha berbasis santri ini, katanya, harus siap untuk digandeng invesor guna membangun perekonomian umat. 

Untuk itu, dia menantang santri untuk menjadi pengusaha. "Tolong disampaikan bahwa menjadi pengusaha juga sangat mulia. Tidak ada namanya politisi mabrur. Yang mabrur hanya haji dan pengusaha, koreksi kalau saya salah," ujar Bahlil di Pondok Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Bantul, Sabtu (4/01). 

Baca Juga

Dia menuturkan, pesantren tidak hanya dijadikan sebagai basis syiar Islam, spiritualitas dan aspek-aspek teologis. Namun, pesantren juga dapat menjadi pusat menebar virus-virus kewirausahaan. 

"Bagaimana agar santri santri juga menguasai dalam pengertian positif aspek ekonomi untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara," ujarnya.

Dia mencontohkan Nabi Muhammad SAW dalam menebar syiar agama Islam. Rasulullah, katanya, juga menebar virus kewirausahaan dengan berdagang dan membangun infrastruktur.  

"Beliau (Nabi Muhammad) bangun pasar, mengakuisisi sumur milik orang Yahudi dan sebagainya yang terkait kehidupan umat," tambahnya.  

Untuk itu, pengusaha berbasis santri harus mempersiapkan diri untuk digandeng investor baik dalam maupun luar negeri dalam mengembangkan usaha. Sebab, dunia kewirausahaan akan terus berkembang seiring perkembangan zaman.  

"Jadi, pengusaha pengusaha santri nantinya siapkan diri dan bangun capacity building agar siap digandeng (investor)," ujar Bahlil.

Dia menjelaskan, salah satu kebijakan di BKPM yakni investor yang masuk dan berinvestasi di Indonesia wajib menggandeng pegusaha di daerah tempat investasi tersebut berada. "Sebab itu, santri-santri harus siap. Investasi nantinya juga bisa menggandeng atau bermitra dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement