Senin 06 Jan 2020 10:50 WIB

Culture Project Rilis Lagu Pengingat Bencana Palu

Lewat lagu barunya, Culture Project kritik pihak yang seolah lupakan bencana Palu.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Warga berjalan disekitar lokasi bekas pemukiman mereka yang hancur akibat bencana gempa dan likuefaksi di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (11/8/2019). Lagu
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warga berjalan disekitar lokasi bekas pemukiman mereka yang hancur akibat bencana gempa dan likuefaksi di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (11/8/2019). Lagu "Palu Dilupa" dari Culture Project menyuarakan kritik untuk berbagai pihak yang seolah lupa pada Palu.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Grup musik Culture Project memperjuangkan hak-hak kemanusiaan para penyintas bencana alam di Palu, Sigi, dan Donggala melalui karya terbarunya. Band yang dibentuk sejak 2008 itu merilis tembang berjudul "Palu Dilupa".

Karya menyuarakan kritik untuk berbagai pihak yang seolah lupa pada Palu. Petikan liriknya berbunyi, "Apa kabarmu? Lama ku tak dengar suaramu. Tiada kabarmu. Sunyi. Kau terpasung gunung dirantai lautan. Palu di mana? Lupa Palu di mana. Palu dilupa".

Baca Juga

Bencana alam di Palu, Sigi, dan Donggala, memang sudah lama berlalu sejak September 2018. Akan tetapi, masih ada ribuan penyintas bencana alam, tsunami, likuifaksi, dan gempa bumi di lokasi-lokasi tersebut yang belum mendapatkan perhatian.

Culture Project menciptakan "Palu Dilupa" pada 2011. Band beranggotakan Adi Tangkilisan, Zhul Usman, Ayup Lapangandong, dan Ryan Fawzy Panintjo, itu merilisnya kembali untuk mengingatkan banyak pihak agar kembali peduli pada penyintas bencana.

Lewat pernyataan resminya, Culture Project menjelaskan bahwa lagu diaransemen kembali karena narasinya masih relevan dengan kondisi terkini. Lagu menggugat kesadaran kolektif masyarakat dan pemerintah lokal dalam kemasan pop progresif.

"Lagu ini tak hanya menyegarkan ingatan masa lalu, tapi juga menginspirasi kita untuk menatap ke masa depan dengan penuh optimisme," ujar Adi Tangkilisan mengenai tembang "Palu Dilupa" yang memuat sentuhan tradisi etnik Kaili.

Saat ini, Culture Project tengah merampungkan mixing dan mastering untuk tiga lagu lainnya. Culture Project ingin terus berkontribusi dalam perbaikan kondisi Palu lewat karya-karya yang menyuarakan pesan perjuangan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu membunuh hewan buruan, ketika kamu sedang ihram (haji atau umrah). Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu yang dibawa ke Ka‘bah, atau kafarat (membayar tebusan dengan) memberi makan kepada orang-orang miskin, atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan Allah Mahaperkasa, memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa.

(QS. Al-Ma'idah ayat 95)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement