Rabu 08 Jan 2020 21:01 WIB

Pembangkit PLN Raih Lima Proper Emas

Penghargaan diberikan bagi dunia usaha dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Agus Yulianto
Dirut PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara menerima penghargaan Proper Emas dari Wapres Ma’ruf Amin disaksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Istana Wapres Jakarta, Rabu (8/1).
Foto: Rakhmat Hadi Sucipti/Republika
Dirut PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara menerima penghargaan Proper Emas dari Wapres Ma’ruf Amin disaksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Istana Wapres Jakarta, Rabu (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersama anak perusahaannya, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan PT Indonesia Power (IP), berhasil meraih lima penghargaan Proper Emas dan 16 Proper Hijau dalam ajang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan Proper Emas tersebut diberikan secara langsung oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu (8/1).

"Perlu kita ingat bersama, bahwa air, udara, tanah, dan energi, tempat perusahaan Anda berpijak dan beroperasi itu semua adalah pinjaman dari anak cucu kita sendiri. Setiap elemen masyarakat harus taat terhadap setiap regulasi terkait pengelolaan lingkungan hidup, termasuk sektor perusahaan,” ungkap Wapres saat memberikan sambutan pada acara tersebut. 

“Ketaatan ini mesti dijaga. Tugas kita adalah menanam agar anak cucu kita nanti bisa memetik buah yang baik," lanjut Kiai Ma’ruf. 

photo
Jajaran manajemen PT PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali, dan PT Indonesia Power berfoto bersama di Istana Wapres Jakarta, Rabu (8/1/2020), usai menerima penghargaan Proper Emas dan Proper Hijau.(Foto: Rakhmat Hadi Sucipto/Republika)

Proper Emas PLN diraih oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B, Jepara, yang dikelola langsung oleh PLN. Anak usaha PLN yang meraih penghargaan yang sama adalah PLTU Paiton Unit 1-2 yang berada di Probolinggo dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Gresik. Keduanya dikelola oleh PJB. 

Pembangkit IP yang mendapat penghargaan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) Pesanggaran, Denpasar, dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Darajat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penghargaan Proper Hijau diraih oleh PLTGU Priok, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTP Gunung Salak, PLTU Suralaya 8, PLTU Paiton 9, PLTGU Tambak Lorok, PLTGU Muara Tawar, PLTU Rembang, PLTG Gilimanuk, PLTGU Perak Grati, PLTG Pemaron, PLTU Lontar, PLTU Indramayu, PLTD Keramasan, dan PLTU Labuan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan, penghargaan tersebut diberikan bagi dunia usaha yang menunjukkan kinerja luar biasa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pihaknya juga mengumumkan perusahaan yang tidak taat terhadap peraturan lingkungan hidup. 

"Penghargaan terhadap dunia usaha dilakukan melalui proses evaluasi terhadap ketaatan peraturan pengelolaan lingkungan hidup, penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, konservasi air, pengurangan emisi, perlindungan keanekaragaman hayati, 3R pada limbah B3 padat dan non-B3, serta pemberdayaan masyarakat," ungkap Siti.

KLHK melakukan penilaian terhadap 2.045 perusahaan. Siti menjelaskan, tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan mencapai 85 persen atau mencapai 1.708 perusahaan. Penerima proper tersebut masuk dalam 45 program inovatif nasional. 

photo
Suasana jelang malam di sekitar Pembangkit Paiton milik PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), Probolinggo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. PLTU Paiton Unit 1-2 meraih penghargaan Proper Emas tiga kali secara beruntun pada 2017, 2018, dan 2019. (Foto: Rakhmat Hadi Sucipto/Republika)

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini sangat gembira perusahaan yang dikelolanya mendapat penghargaan tersebut. Dia mengungkapkan, prestasi yang diperoleh sebagai hasil kolaborasi yang baik antara PLN dan seluruh komponen masyarakat. 

“Bagi kami, penghargaan ini sangat penting sebagai legitimasi atas misi PLN untuk menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan, sekaligus mendukung komitmen pemerintah terhadap Paris Agreement untuk menurunkan kadar emisi karbon dioksida mulai tahun 2020,” ujar Zulkifli.

Menurut Zulkifli, pencapaian ini membanggakan dan menunjukkan komitmen kuat dari korporasi yang senantiasa menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dengan aman, bersih, dan efisien, serta memberdayakan masyarakat sekitar. Proper Emas menjadi penghargaan tertinggi dari penilaian tersebut.

Penghargaan ini juga sebagai bukti usaha berkelanjutan perusahaan dalam bidang lingkungan, inovasi dalam aspek pemberdayaan sumber daya, serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Artinya, perusahaan telah menerapkan pengelolaan lingkungan secara menyeluruh dan berkesinambungan. 

Proper Hijau diberikan kepada perusahaan yang tidak hanya taat, tetapi juga melebihi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, baik dalam penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) limbah padat non-B3, pengurangan pencemaran udara dan emisi gas rumah kaca, efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air, perlindungan keanekaragaman hayati, maupun pemberdayaan masyarakat.

Pembangkit PLN yang berhasil mendapatkan Proper Emas berhasil mengedepankan aspek continuous improvement dan inovasi dalam segala hal sehingga melebihi dari yang dipersyaratkan pemerintah. Salah satu program unggulannya adalah milik PLN Tanjung Jati B yang memanfaatkan Artificial Patch Reef (APR) untuk transplantasi karang langka dan budi daya rajungan dengan metode in situ yang pertama kali diterapkan di Indonesia. 

Yang menarik lagi, PLTU Paiton 1-2 berhasil meraih tiga kali penghargaan Proper Emas secara berturut-turut, mulai 2017, 2018, dan 2019. PLTU ini memiliki program pelestarian terumbu karang yang lokasinya 750 meter dari bibir pantai PLTU. Meski demikian, terumbu karang tersebut tetap terawat dan menjadi destinasi wisata. Pada akhirnya, ini menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat Desa Binor dan sekitarnya di Probolinggo.

Di samping itu, PJB PLTU Paiton 1-2 sudah mampu berinovasi dengan melakukan substitusi bahan bakar batu bara dengan menggunakan wood pallet hingga 5,0 persen konsumsi. “Upaya ini dalam rangka menghasilkan kWh energi listrik dari energi fosil menjadi energi terbarukan,” jelas Direktur Operasi 1 PT PJB Sugiyanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement