Senin 20 Jan 2020 14:26 WIB

ESA Buat Pabrik Oksigen dari Tanah Bulan

Tanah, debu atau logam di bulan akan diubah menjadi oksigen.

Rep: Santi Sopia/ Red: Dwi Murdaningsih
Badan Antariksa Eropa (ESA) membuat sebuah prototipe pabrik oksigen di Laboratorium Material dan Komponen Listrik dari Pusat Penelitian dan Teknologi Ruang Angkasa Eropa, ESTEC, yang berbasis di Noordwijk, Belanda.
Foto: parabolicarc
Badan Antariksa Eropa (ESA) membuat sebuah prototipe pabrik oksigen di Laboratorium Material dan Komponen Listrik dari Pusat Penelitian dan Teknologi Ruang Angkasa Eropa, ESTEC, yang berbasis di Noordwijk, Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, NOORDWIJK -- Badan Antariksa Eropa (ESA) membuat sebuah prototipe pabrik oksigen di Laboratorium Material dan Komponen Listrik dari Pusat Penelitian dan Teknologi Ruang Angkasa Eropa, ESTEC, yang berbasis di Noordwijk, Belanda. Pabrik ini untuk memfasilitasi peneliti ESA Alexandre Meurisse dan Beth Lomax dari University of Glasgow yang akan membuat oksigen dan logam dari debu atau tanah bulan (moondust).

Pembuatan oksigen disimulasikan di dalam Laboratorium Bahan dan fasilitas Listrik ESA. "Memiliki fasilitas sendiri memungkinkan kami untuk fokus pada produksi oksigen," kata Beth Lomax dari University of Glasgow.

Baca Juga

Simulasi yang didukung melalui ESA Networking and Partnersing Initiative ini memanfaatkan penelitian akademis canggih untuk aplikasi luar angkasa. Pada dasarnya semua oksigen telah diekstraksi, meninggalkan logam campuran.

Oksigen yang diperoleh dari sumber daya yang ditemukan di Bulan dianggap akan sangat berguna bagi pemukim bulan di masa depan. Baik untuk bernafas maupun dalam produksi lokal bahan bakar roket.

ESA memiliki fasilitas yang sedang beroperasi, antara lain untuk mengurangi suhu operasi, dan merancang sistem agar suatu hari dapat terbang ke Bulan.

Sampel yang dikembalikan dari permukaan bulan terdiri dari 40-45 persen berat oksigen, satu-satunya unsur yang paling banyak. Tetapi oksigen ini terikat secara kimiawi sebagai oksida dalam bentuk mineral atau gelas, sehingga tidak tersedia untuk segera digunakan.

"ESA dan NASA akan kembali ke Bulan dengan tujuan tetap tinggal," kata Tommaso Ghidini, Kepala Divisi Struktur, Mekanisme, dan Bahan ESA.

Peneliti menggeser pendekatan teknik ke penggunaan sistematis sumber daya bulan. Peneliti bekerja dengan rekan-rekan di Direktorat Eksplorasi Manusia dan Robotika, industri dan akademisi Eropa untuk melakukan pendekatan ilmiah kelas atas dan teknologi penting yang memungkinkan menuju kehadiran manusia yang berkelanjutan di Bulan.

"Dan mungkin suatu hari ada kehidupan di Mars juga," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement