Rabu 22 Jan 2020 13:09 WIB

Intelijen Rusia Diduga Menjadi Mata-Mata dalam Forum WEF

Dua intelijen Rusia yang diduga mata-mata di WEF memiliki paspor diplomatik.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Rusia
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Polisi menangkap dua agen intelijen Rusia yang diduga mempersiapkan operasi mata-mata terkait Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos. Penangkapan itu dilaporkan oleh surat kabar Swiss, Tages-Anzeiger yang mengatakan bahwa dua intelijen Rusia itu memiliki paspor diplomatik.

Salah satu dari dua intelijen Rusia yang menyamar sebagai tukang ledeng telah dibebaskan. Polisi Swiss mengkonfirmasi kepada BBC bahwa mereka telah memeriksa dua orang Rusia pada Agustus 2019.

Baca Juga

Dalam laporannya, surat kabar berbahasa Jerman itu mengatakan dua orang Rusia diperiksa oleh polisi pada Agustus tahun lalu. Mereka dicurigai sedang melakukan persiapan untuk memata-matai WEF. Polisi di Graubunden curiga ketika mengetahui bahwa dua orang Rusia itu berencana tinggal selama tiga minggu di resor Alpine yang terkenal mahal.

Tages-Anzeiger tidak menyebutkan nama dua agen yang dicurigai, atau menentukan jenis operasi mata-mata yang dilaporkan telah mereka persiapkan. Juru bicara kepolisian Graubünden, Anita Senti, mengkonfirmasi kepada BBC bahwa dua warga negara Rusia diperiksa oleh polisi pada Agustus dan keduanya memiliki paspor diplomatik.

Atase pers Kedutaan Rusia di Bern, Stanislav Smirnove mengatakan kepada BBC, dia baru mengetahui bahwa ada dua orang Rusia yang diperiksa pada Agustus tahun lalu dari media lokal. Smirnov menambahkan, dia tidak memiliki informasi tentang pemeriksaan dua warga Rusia pada Agustus. Dia berpendapat, koran Tages-Anzeiger mengeluarkan berita skandal yang tidak ada artinya.

"Mereka hanya ingin mencari popularitas," ujar Smirnov.

Sebelumnya, pada 2018 dua pria Rusia ditangkap karena dicurigani memata-matai sebuah laboratorium di Swiss yang menyelidiki kecarunan pada Maret. Laboratorium di Spiez menganalisis keracunan yang dialami agen ganda Rusia dan putrinya di Inggris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement