Kamis 23 Jan 2020 10:04 WIB

Garuda Jangan Ulangi Kesalahan

Banyak tantangan yang dihadapi manajemen baru Garuda.

Red: Budi Raharjo
Mantan Komisaris Garuda Indonesia Sahala Lumban Gaol (kanan) dan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fuad Rizal usai memberikan paparan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) di Auditorium Garuda City Center (GCC) Garuda Indonesia Management Building, Kompleks Perkantoran Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Mantan Komisaris Garuda Indonesia Sahala Lumban Gaol (kanan) dan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fuad Rizal usai memberikan paparan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) di Auditorium Garuda City Center (GCC) Garuda Indonesia Management Building, Kompleks Perkantoran Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi) berharap jajaran direksi dan komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) yang baru dapat membawa kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Ketua Ikagi Zaenal Mutaqqin juga berharap, direksi baru tak mengulangi kesalahan yang dilakukan direksi sebelumnya, seperti penyelundupan, kebijakan yang merugikan pegawai, hingga praktik dugaan amoral.

"Mereka harus selesaikan permasalahan dugaan intimidasi kepada serikat pekerja, dan dugaan terhadap pejabat yang melakukan amoral," ujar Zaenal saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (22/1).

Menurut Zaenal, salah satu kebijakan eks dirut Garuda Ari Askhara yang dianggap merugikan pegawai adalah mutasi dan grounded atau larangan terbang tanpa alasan yang jelas dan melanggar perjanjian kerja bersama (PKB). Zaenal mengatakan, sempat mendengar informasi pembatalan kebijakan yang dibuat Ari tersebut pada masa transisi ketika Fuad Rizal menjabat sebagai pelaksana tugas (plt) dirut Garuda.

"Kemarin sempat ada dikembalikan kebijakan seperti aturan semula. Beberapa orang sudah dipindahkan ke Jakarta menurut pengakuan, tapi saya tidak tahu itu fakta atau masih dalam proses," ucap Zaenal.

Zaenal juga berharap, orang-orang lama yang kembali menduduki posisi direksi Garuda Indonesia bekerja secara profesional dan tidak melakukan apa yang telah diperbuat direksi sebelumnya yang dicopot Menteri BUMN Erick Thohir. Ikagi, menurut Zaenal, tak segan-segan mengkritisi kebijakan direksi apabila telah melanggar peraturan perundang-undangan dan PKB.

Pada Rabu (22/1), Garuda Indonesia melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Auditorium Gedung Manajemen Garuda City Center, Cengkareng. RUPSLB menyetujui penunjukan Irfan Setiaputra sebagai direktur utama menggantikan Ari Askhara.

photo
Pesawat jenis boeing milik Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (ilustrasi)

RUPSLB Garuda memberhentikan secara resmi Ari Askhara, Direktur Human Capital Heri Akhyar, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, dan Direktur Niaga Pikri Ilham Kurniansyah. RUPSLB Garuda juga memberhentikan dengan hormat Sahala Lumban Gaol sebagai komisaris utama dan menunjuk Triawan Munaf sebagai komisaris utama Garuda Indonesia yang baru.

Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi Garuda. Utamanya, berkaitan dengan kepercayaan publik dan pengguna jasa.

Dari segi bisnis, menurut dia, hal yang perlu diperbaiki adalah kinerja penjualan kemudian pengembangan armada. "Saat ini, armada pesawat Garuda bisa dibilang cukup banyak. Kadang tidak selalu optimal," tutur Ziva.

Perbaikan internal juga harus dilakukan. Ziva menilai, perlu ada pembenahan dari sisi kesejahteraan para karyawan dan kebijakan dalam organisasi.

Dia menambahkan, Garuda juga akan menghadapi tantangan untuk memperbaiki reputasi di kancah internasional. "Apakah Garuda akan membuat terobosan baru dengan membuka rute internasional baru," ujar Ziva.

Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade berharap, Garuda bisa berbenah di bawah manajemen baru. Politikus Partai Gerindra itu menyebut, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Pertama, Garuda Indonesia diharapkan segera menyelesaikan kekisruhan di internal Garuda. "Kedua, bagaimana ke depan Garuda ini bisa untung. Jangan terus merugi," ujarnya.

Garuda juga diingatkan untuk menyelesaikan masalah terkait dengan tingginya harga tiket dan kargo. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan agar tidak membebani masyarakat.

"Intinya, direksi baru ini banyak PR dan harus terbuka, itu harapan kita, direksi baru benar-benar bekerja dan berbenah. Kalau bisa mengubah kembali citra Garuda yang terpuruk menjadi positif kembali," kata dia. n muhammad nursyamsi/ rahayu subekti, /febrianto adi saputro, ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement