Kamis 23 Jan 2020 18:27 WIB

Bandung dan Bekasi tak Ikut Rasakan Gelar Piala Dunia U-20

Stadion di Bekasi dan Bandung tidak dipilih FIFA menjadi venue Piala Dunia U-20.

Red: Andri Saubani
Foto udara Stadion Si Jalak Harupat di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Si Jalak Harupat tak terpilih FIFA di antara enam stadion untuk Piala Dunia U-20 pada 2021.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Foto udara Stadion Si Jalak Harupat di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Si Jalak Harupat tak terpilih FIFA di antara enam stadion untuk Piala Dunia U-20 pada 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Muhammad Ikhwanuddin, Antara

Pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI pada hari ini mengumumkan enam stadion yang dipilih oleh FIFA menjadi venue untuk gelaran Piala Dunia U-20 pada 2021. Enam stadion dipilih dari 10 stadion yang diajukan oleh PSSI dan Kemenpora kepada FIFA.

Baca Juga

Enam stadion yang dipilih FIFA adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Pakansari (Bogor), Stadion Manahan (Solo), Stadion Mandala Krida (Yogyakarta), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion I Wayan Dipta (Bali). Empat stadion lain, yakni Stadion Wibawa Mukti (Bekasi), Stadion Patriot (Bekasi), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung) dan Stadion Jakabaring (Palembang) tereliminasi.

FIFA mewajibkan penyelenggara menyiapkan setidaknya lima lapangan latihan yang memadai di sekitar stadion. FIFA pun menetapkan syarat minimal 10 ribu penonton di setiap pertandingan mulai dari babak penyisihan.

"Stadion besar seperti GBK harus diatur agar tidak terlihat sepi jika penonton hanya mencapai 10 ribu," kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (23/1).

Pada Januari 2021, FIFA pun akan melaksanakan drawing peserta Piala Dunia U-20. Pulau Bali direncanakan menjadi lokasi undian tim. FIFA juga sudah menentukan tanggal pelaksanaan turnamen, yakni mulai 24 Mei-12 Juni 2021.

Ajang sepakbola muda sejagad itu akan digelar hampir dua pekan setelah Hari Raya Idul Fitri 1442 H (14 Mei). Gatot mengatakan, panitia sempat ingin mengundur Piala Dunia U-20 lebih jauh lagi.

FIFA, lanjut pihak Gatot, akan datang pada bulan Maret 2020 untuk melakukan inspeksi awal terhadap infrastruktur dan kelengkapan stadion.

“Oleh sebab itu diharapkan sudah ada perkembangan dari proses renovasi,” tutur Gatot.

Kemudian, nantinya setiap stadion utama dan di lapangan pendukung harus disediakan ruangan untuk video asisten wasit (VAR) sehingga memungkinkan setiap kesebelasan dapat beradaptasi dengan hal itu. Adapun semua peralatan VAR akan disediakan oleh FIFA

"Sebelumnya penyelenggara ingin mengundur jadwal pelaksaan hingga ke bulan Juli, namun ditolak FIFA karena ada perhelatan FIFA Club World Cup di China dan kompetisi sepak bola eropa yang mulai bergulir," ujar dia.

Menpora Zainudin Amali sebelumnya menyatakan, jika ada kekurangan dari stadion-stadion yang menjadi venue Piala Dunia U-20, pemerintah akan segera memperbaikinya. Pemerintah, kata Zainudin, menegosiasikan jumlah venue dari empat menjadi enam stadion.

"Karena lebih terbagi, kemudian daerah-daerah juga bisa merasakan pertandingan internasional. Dan supaya secara teknis, rumputnya kalau enam dan empat itu, empat kalau dipakai berkali-kali juga sakit, kalau enam kan terbagi beban," kata Zainudin.

[video] PSSI Ajak Semua Mendukung Piala Dunia U-20

Keputusan FIFA tentunya akan memunculkan kekecewaan bagi pemerintah daerah yang juga menginginkan daerahnya ikut merasakan menggelar event olahraga Internasional sekelas Piala Dunia. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat misalnya, telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 25 miliar untuk memperbaiki Stadion Wibawa Mukti di Kelurahan Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur.

"Perbaikan stadion dilakukan dengan mengacu standar FIFA," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bekasi, Rahmat Atongdi Bekasi, Jumat (17/1).

Sesuai harapan segenap masyarakat Kabupaten Bekasi, Rahmat juga menginginkan stadion kebanggaan warga itu menjadi satu dari enam stadion yang terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20  2021. Ia mengatakan dana sebesar Rp 25 miliar itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi 2020.

Anggaran itu akan dipergunakan untuk perbaikan fasilitas stadion mulai dari instalasi listrik dan lampu jalan, bangku penonton, perawatan rumput, toilet, hingga taman di luar stadion. "Bangku penonton akan kita bongkar dan diganti dengan baru, fasilitas lain juga akan kita ganti sesuai standar FIFA," ungkapnya.

Sekretaris Disbudpora Kabupaten Bekasi, Hendri Lincoln mengatakan perbaikan dan perawatan rumput menjadi prioritas awal perbaikan stadion. "Khusus tanah dan rumput stadion sudah kami ratakan dari Selasa lalu sementara perawatannya dilakukan secara kontinyu," katanya.

Menurut dia, kondisi tanah dan rumput yang kurang prima pada awal pekan lalu diakibatkan penggunaan stadion untuk sejumlah event sebelumnya. "Saya pastikan sudah normal kembali, sudah kami ratakan kembali," ucapnya.

Adapun, Stadion Si Jalak Harupat, yang menjadi satu-satunya harapan warga Jawa Barat, juga dicoret FIFA. Persiapan juga sebelumnya telah dilakukan termasuk oleh pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Anggota Komisi X DPR Dede Yusuf sempat  mengecek dan meninjau kawasan stadion pada awal bulan ini. Dede saat itu optimistis, Si Jalak Harupat akan dipilih oleh FIFA menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20.

"Pak bupati juga menginginkan stadion ini bisa menjadi salah satunya (dipilih FIFA)," ujar Dede di Stadion Si Jalak Harupat, Kamis (9/1).

"Untuk level Piala Dunia memang harus butuh perbaikan lebih lagi terutama masalah rumput, lingkungan termasuk akses dan sarana prasarana dan kemudian ya tentunya kepada publik itu sendiri," kata Dede, menambahkan.

photo
Foto udara Stadion Wibawa Mukti di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/10/2019).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement