Sabtu 25 Jan 2020 22:30 WIB

Cara Unik SD Muhammadiyah 1 Ketelan Kurangi Limbah Plastik

Program tumblerisasi digalangkan dalam rangka mewujudkan zero sampah plastik.

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM -- SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta, mempunyai ide kreatif dalam hal kepeloporan sekolah sehat. Dalam upaya meminimalkan sampah non organik khususnya sampah plastik kemasan makanan dan minuman sekali pakai, sekolah itu punya cara unik.

Aulia, siswa kelas 3A, baru istirahat saat kegiatan Jum’at sehat dan keluar saat memasuki jam istirahat. Bukan pensil atau buku yang dibawa, Aulia keluar dengan menenteng tumbler.

Aulia lantas menuju kantin sehat yang dirancang khusus oleh pihak sekolah. Di sana, Aulia mengantre untuk mengisi tumbler atau gelas dengan air susu.

Seluruh siswa yang membutuhkan air minum, diwajibkan membawa tumbler untuk bekal air minum yang dibutuhkan selama proses belajar mengajar berlangsung, Jum’at (24/1/2020). “Dengan membawa tumbler, kami tidak usah membeli air kemasan karena sekolah tidak menyediakan botol plastik,” kata Aulia.

Vania Calista Della Fadilla M, siswi kelas VIA, mengungkapkan hal yang sama. Tumbler dan gelas piring yang dibawanya, mampu mengurangi sampah plastik di sekolahnya. “Dengan membawa tumbler, pengeluaran bisa berkurang, hemat pangkal kaya,” imbuh dia.

Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko mengatakan, tumblerisasi atau membawa gelas sendiri ke kantin ke sekolah tidak hanya siswa tetapi juga semua warga sekolah, dalam rangka gerakan terstruktur, sistematis dan masif untuk mewujudkan zero sampah plastik.

“Di antara program pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah, ada tempat cuci tangan dengan air mengalir, ada kantin sehat, bank sampah, toilet kejujuran, halaman untuk olahraga dan upacara, pagar yang aman, UKS dilengkapi alat periksa gigi, dan terciptanya kawasan bebas asap rokok, miras dan narkoba,” kata Pegiat Literasi, Jatmiko.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Hj. Sri Sayekti, menyebut program ini jadi solusi berkelanjutan dari masalah peningkatan sampah plastik. Mudah-mudahan ini mampu menjadi inspirasi khususnya bagi civitas akademika dan masyarakat umumnya.

Anak belajar sabar, menghormati orang lain, bertanggung jawab, mengatur waktu, bersosialisasi, berkomunikasi, belajar malu apabila menyerobot siswa lain dan berani menegurnya. ''Sekolah terus menemukan inovasi, mulai dari tiap kelas tersedia lemari piring dari kaca, mengasah karakter dengan antre dan mencuci piring secara mandiri sejak dini serta siswa mantap bergotong royong membersihkan lingkungan,” kata Sayekti. Triawati PP

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement