Jumat 31 Jan 2020 13:25 WIB

Program Chickenisasi Diklaim Kurangi Penggunaan Gadget Siswa

Para siswa dibagikan anak ayam supaya sibuk dan 'lupa' dengan gadget.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Wali Kota Bandung, Oded M Danial memantau perkembangan pemeliharaan anak ayam di SMPN 54 Bandung. Pemeliharaan anak ayam diklaim berkontribusi terhadap penurunan penggunaan gadget, Jumat (31/1).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Wali Kota Bandung, Oded M Danial memantau perkembangan pemeliharaan anak ayam di SMPN 54 Bandung. Pemeliharaan anak ayam diklaim berkontribusi terhadap penurunan penggunaan gadget, Jumat (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengklaim program pembagian anak ayam kepada siswa SD dan SMP atau chickenisasi yang berjalan dua bulan terakhir berjalan sukses. Diharapkan, anak-anak bisa terus memelihara anak ayam dan bisa menjadi seorang enterpreuneurship yang mandiri.

"Alhamdulillah, hari ini setelah dua bulan lebih anak-anak siswa dikasih DOC anak ayam, sekarang mencoba mengevaluasi dengan melihat ke lapangan. Ternyata alhamdulillah hasilnya cukup menggembirakan," ujar Wali Kota Bandung, Oded M Danial saat meninjau ke SMPN 54 Bandung, Jumat (31/1).

Baca Juga

Menurutnya, selama siswa memelihara anak ayam muncul inovasi-inovasi yang dilakukan seperti membuat kandang ayam serta lebih akrab dan dengan antar siswa lainnya. Selain itu, para siswa lebih menyayangi anak ayam.

"Testimoni anak-anak ternyata mengaku bahwa memang setelah mengurusi anak ayam ini ternyata mereka juga agak lupa pada gadget," katanya.

Jika terdapat siswa yang memanfaatkan teknologi, ia mengatakan digunakan untuk membuat video tentang anak ayam. Diharapkan, katanya proses pemeliharaan anak ayam bisa membuat sisw lebih memiliki karakter.

Terkait langkah selanjutnya, Oded mengaku masih akan berpikir ayam-ayam yang dipelihara siswa akan dibagaimanakan. Namun, ia menyerahkan semuanya kepada siswa yang memelihara anak ayam.

"Tadi ditanya (siswa) ada yang sayang, mungkin wajar karena (anak ayam) sudah diurus dari kecil sehingga sudah besar menjadi sayang. Nah, saya lagi mikir mau dikemanakan, terserah mereka saja," ungkapnya.

Ke depan, menurutnya pihaknya akan terus menjalankam program chickenisasi kepada siswa yang belum mendapatkan kesempatan memelihara ayam beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan anak ayam yang telah terdistribusi sebanyak 1,577 ekor ke 13 sekolah di dua kecamatan. Menurutnya, 969 orang siswa telah memelihara anak ayam dan 60 ekor anak ayam lainnya dipelihara oleh guru sedangkan sekolah sebanyak 85 ekor.

"Ada juga beberapa siswa yang minta tambahan. Kan rencana awal itu satu anak satu ekor tapi ada beberapa memang punya minat dan prestasi ada yang mendapat dua sampai tiga, tapi tidak terlalu banyak. Kita tidak terlalu selektif  karena kita masih ada cadangan," ungkapnya.

Menurutnya, beberapa sekolah lain siap menjalankan program chickenisasi termasuk di kecamatan lainnya. Terkait tingkat pertumbuhan ayam, ia mengatakan relatid bagus kondisi berat badan dan tinggi badan ayam.

"Kalau ada kematian itu di tingkat wajar, kematian itu biasanya terjadi di umur kurang dari sebulan. Itu kematian karena anak-anak lalai. Lalai menyimpan tidak mengamankan kurang memberi kehangatan dan sebagainya," katanya.

Salah seorang siswa SMP 46, Rafli mengaku tidak sulit memelihara anak ayam sebab pernah sebelumnya memelihara anak ayam. Selama proses pemeliharaan ia mengaku terdapat dua anak ayam yang mati karena faktor cuaca dingin dan belum adanya lampu.

"Dirumah ada enam anak ayam dari satu kelompok, bikin kandang sama bapak," katanya. Ia mengatakan pakan yang dibeli dan diberikan kepada ayam berasal dari patungan para siswa. "Seminggu habis 1 kilogram pakan dengan harga Rp 10 ribu kadang dicampur sama nasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement