Jumat 31 Jan 2020 13:45 WIB

DPRD Kulon Progo Pertanyakan Lambannya Pertumbuhan Investasi

Pertumbuhan investasi lambat meski Bandara Internasional Yogyakarta sudah beroperasi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Suasana pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo. Pertumbuhan investasi lambat meski Bandara Internasional Yogyakarta sudah beroperasi.
Foto: AP I
Suasana pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo. Pertumbuhan investasi lambat meski Bandara Internasional Yogyakarta sudah beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempertanyakan penyebab lambannya pertumbuhan investasi di wilayah ini. Pertumbuhan investasi lambat meski Bandara Internasional Yogyakarta sudah beroperasi.

Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Raden Sunarwan di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Kulon Progo memiliki kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta. Tapi ia mempertanyakan kenapa belum ada geliat investasi masuk dan kalaupun ada masih sebatas izin.

Baca Juga

Investor melihat Kabupaten Kulon Progo ini sangat cantik dan pasti akan tertarik, karena potensi perkembangan yang sangat bagus dengan beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta. "Hal yang menjadi pertanyaannya, kenapa investor yang sudah mengurus izin belum membangun proyek dan kalau belum masuk kendalanya apa?" kata Sunarwan.

Ia juga mempertanyakan investor yang sudah mengurus izin di kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta dan penyebab mereka belum melakukan aktivitasnya. Selain itu, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu sudah menerapkan online single submission (OSS). Sistem ini mempermudah investor mendaftarkan investasi dalam hitungan jam.

"Dengan sistem ini pengurusan izin sangat mudah, kenapa investor susah masuk ke Kulon Progo," katanya.

Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Dwi Nugraha Santoso juga mempertanyakan banyaknya investor yang kesulitan mendapatkan tanah karena harganya sangat mahal. Selain itu, investor mengeluhkan tentang pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sangat kaku.

Akibatnya mereka mengalihkan investasinya ke daerah lain seperti Bantul dan Purworejo. "Persoalan ini perlu dipecahkan oleh Pemkab Kulon Progo, khususnya DPMPT," katanya.

Kepala DPMPT Kulon Progo Agung Kurniawan mengaku sudah banyak investor yang bergerak di perhotelan di kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta. Mereka akan membangun hotel bintang tiga, bintang empat, dan bintang lima.

Mereka sudah mengurus izin pembangunan hotel, hanya mereka tidak percaya Bandara Internasional Yogyakarta akan beroperasikan dengan cepat, bahkan pada 29 Maret akan beroperasi penuh. "Awalnya mereka tidak yakin Bandara Internasional Yogyakarta segera dioperasikan. Saat ini mereka sudah bergerak untuk membangun hotel," katanya.

Agung juga mengaku sudah memfasilitasi investor soal pengadaan tanah. Tapi saat sudah mendapatkan lokasi, investor menangguhkan investasinya karena harga tanah yang sangat mahal.

"Harga tanah di Kulon Progo memang sudah mahal dan mereka memilih berinvestasi ke Bantul yang harga tanah lebih murah," jelas Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement