Rabu 12 Feb 2020 14:24 WIB

Jakarta Targetkan Bebas HIV AIDS 2030

Jakarta empat besar provinsi dengan jumlah kasus HIV AIDS terbanyak di Indonesia.

Red: Ani Nursalikah
Jakarta Targetkan Bebas HIV AIDS 2030. Sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi kampanye bebas HIV dan AIDS.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Jakarta Targetkan Bebas HIV AIDS 2030. Sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi kampanye bebas HIV dan AIDS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta menargetkan terbebas dari Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada 2030. "Ya, target besarnya seperti itu," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam keterangan resminya yang diterima Antara di Jakarta, Rabu (12/2).

Untuk mencapai target itu dilakukan sejumlah kegiatan yang melibatkan pihak terkait, seperti Jakarta Memanggil serta implementasi Peraturan Daerah Nomor 5/2008 tentang Penanggulangan AIDS dan Pembiayaan Program. Peluncuran Jakarta Memanggil dilakukan sehari sebelumnya, Selasa (11/2) di Auditorium Abdurahman Saleh RRI, Jakarta.

Baca Juga

DKI Jakarta merupakan empat besar provinsi dengan jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak di Indonesia bersama Papua, Bali dan Jawa Timur. Estimasi Kementerian Kesehatan menyatakan ada 109.676 ODHA (Orang dengan HIV AIDS) di Jakarta.

“Namun yang terdeteksi saat ini baru 65.606. Masih ada 40 persen yang belum bisa kita deteksi," katanya.

Dalam mengatasi permasalahan HIV-AIDS di Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menginisiasi beberapa komitmen, antara lain dalam bentuk regulasi dengan menerbitkan Perda Nomor 5/2008 tentang Penanggulangan AIDS dan Pembiayaan Program. Selain itu, ada juga komitmen menyediakan fasilitas layanan kesehatan berupa tes HIV, pengobatan HIV dan pemantauan keberhasilan pengobatan serta komitmen untuk terus melakukan inovasi program.

Bahkan sejak Januari 2019, DKI Jakarta juga telah meluncurkan "Jak Track" yang telah digunakan oleh lebih dari 70 Puskesmas (kecamatan dan kelurahan), klinik swasta dan rumah sakit di DKI Jakarta. Selama Januari-September 2019, dengan Reservasi Daring yang telah diterapkan di 35 Puskesmas dan RSUD di Jakarta, terdapat 2.910 permohonan tes HIV (booking test) yang dibuat. Lebih dari 500 klien telah merasakan mudahnya akses ke layanan HIV melalui fasilitas ini.

Selama 2019, 809 kali konseling dan tes HIV sukarela (KTS) atau voluntary counselling and testing (VCT) telah dilakukan di Puskesmas. Total 18.866 klien telah melakukan tes HIV dengan angka temuan kasus 10 persen dari total tes.

"Mobile VCT atau Dokling pelaporannya dilakukan menggunakan 'Jak-Track' dan bisa dengan mudah langsung diakses oleh LSM penjangkau," katanya.

Dengan berbagai kemudahan yang telah "Jak-Track" hadirkan diharapkan ke depan penggunaan "Jak Track" bisa lebih optimal dan dapat memudahkan petugas layanan kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di DKI Jakarta. Widyastuti juga mengatakan, sudah menjadi pakem untuk isu kesehatan publik bahwa tidak ada program kesehatan publik yang berhasil tanpa partisipasi masyarakat, termasuk upaya mengatasi masalah HIV/AIDS.

Karena itu, Widyastuti mengapresiasi dukungan dan bantuan teknis USAID/LINKAGES yang telah menginisiasi Jakarta Memanggil yang merupakan sebuah gamifikasi yang bertujuan mengajak seluruh petugas kesehatan. Terutama petugas Puskesmas dan klinik untuk melakukan aksi-aksi percepatan penanggulangan HIV/AIDS yang terencana dan terpadu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement