Selasa 18 Feb 2020 16:20 WIB

Dokter: Pasien di RSU Babel Kemungkinan PPOK

Meskipun didiagnosis PPOK, pasien di RSU Babel tetap dites corona.

Red: Reiny Dwinanda
Ruang isolasi. Seorang warga Babel yang memiliki riwayat perjalanan ke Singapura dirawat di ruang isolasi dan diuji corona meski diagnosisnya PPOK.
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Ruang isolasi. Seorang warga Babel yang memiliki riwayat perjalanan ke Singapura dirawat di ruang isolasi dan diuji corona meski diagnosisnya PPOK.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengindentifikasi keluarga pasien suspect virus corona (Covid-19) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Provinsi Ir Soekarno Babel. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus berbahaya itu.

"Kami melakukan identifikasi dan keluarga pasien menerangkan bahwa benar pekan lalu pasien berkunjung ke Singapura bersama anaknya untuk melakukan cek ginjal, jantung, dan diabetes yang diderita pasien," kata Kepala Dinkes Provinsi Kepulauan Babel, Mulyono Susanto di Pangkalpinang, Selasa.

Baca Juga

Mulyono mengatakan, berdasarkan keterangan keluarga pasien suspect corona ini, terhitung sejak 15 Februari kemarin, pasien mengalami batuk dan sesak napas sehingga dibawa pihak keluarga ke RS Medika Stania-Sungailiat. Setelah dilakukan identifikasi, langsung dirujuk ke RSUP Ir Soekarno untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Saat ini pasien sudah di ruang isolasi dan diawasi ketat oleh tim medis, sehingga masyarakat diharapkan jangan panik dan tidak perlu khawatir, mengingat virus corona penularannya seperti TBC, hanya jika kita melakukan kontak dengan pasien," ujarnya.

Mulyono memastikan pasien suspect Covid-19 yang baru pulang dari Singapura tersebut sudah ditangani oleh tim medis dan pasien tidak boleh dikunjungi oleh pihak keluarga. Pihak keluarga yang sebelumnya kontak langsung dengan pasien juga dilakukan pemantauan oleh tim Dinkes Babel.

"Keluarga yang melakukan kontak dengan Beliau juga kami pantau, ada tidak gejala demam, batuk dan sesak napas selama 14 hari setelah kontak dengan pasien," katanya.

Dokter spesialis paru RSUP Ir Soekarno, dr Liyah Giovanna SpP mengatakan, setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasien, pihaknya mencurigai bahwa keluhan yang dialami pasien hanyalah gejala penyakit pulmonari obstruktif kronis (PPOK) atau penyakit paru- paru. Namun, untuk memastikan hasilnya, sementara ini pasien dirawat di ruang isolasi yang jauh dari ruang perawatan pasien lainnya.

"Enam hari sebelumnya pasien ini melakukan perjalanan ke Singapura untuk berobat, Saya curiga pasien ada penyakit PPOK, mengingat tadi malam pasien mengigau dan ini masuk gejala PPOK," ujarnya.

Menurut Liyah, pasien akan terus diobservasi sampai ada hasil pemeriksaan laboratorium dari Litbang Kesehatan mengenai infeksi virus corona. Andaikan hasilnya negatif, pasien akan dipulangkan atau pindahkan ke ruang perawatan biasa.

"Namun jika positif, akan akami tindak lanjuti penanganannya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement