Rabu 19 Feb 2020 09:59 WIB

Kemenperin Fasilitasi Delapan IKM Tembus Pasar Eropa

IKM dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional lewat ekspor

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Industri Kerajinan (ilustrasi). Pemerintah akan mendorong ekspor industri kecil menengah (IKM) terutama IKM kerajinan.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Industri Kerajinan (ilustrasi). Pemerintah akan mendorong ekspor industri kecil menengah (IKM) terutama IKM kerajinan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memfasilitasi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di dalam negeri agar bisa memperluas pasar ekspornya. Salah satu langkah yang dijalankan, yakni melibatkan pelaku industri dalam berbagai pameran skala internasional, seperti gelaran Ambiente di Jerman.

“Mengingat potensi industri kerajinan di Tanah Air cukup besar, kami secara konsisten terus berperan aktif dalam mempromosikan produk-produk kerajinan nasional. Tujuannya supaya mampu menguasai pasar domestik hingga kancah global,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih, melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (19/2).

Baca Juga

Ia optimistis, industri kerajinan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional lewat capaian ekspornya. Ini terlihat dari nilai ekspor produk kerajinan nasional yang menembus hingga 892 juta dolar AS pada 2019 atau meningkat 2,6 persen dibandingkan perolehan 2018 sebesar 870 juta dolar AS.

Menurutnya, keikutsertaan pada pameran Ambiente tersebut merupakan strategi unjuk gigi beragam produk IKM kerajinan Tanah Air, juga untuk bersaing dengan beragam produk unggulan di pasar ekspor. “Ini juga sebuah kesempatan bagi IKM untuk benchmarking dalam meningkatkan inovasi desain, termasuk dalam hal kemasannya serta tentunya bisa mendapatkan informasi tren dan selera pasar dunia terkini,” jelasnya.

Ambiente merupakan pameran dagang terbesar untuk sektor barang konsumen dan ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor interior decoration, gifts, diningware, dan sebagainya. Penyelenggaraannya dilaksanakan setiap tahun di Messe Frankfurt, Jerman dan diikuti lebih dari 96 negara peserta. Tahun ini, Pameran tersebut diadakan pada 8 sampai 12 Februari 2019.

Mengusung tema Gift from Archipelago, Prime Handicraft of Indonesia, Kemenperin memfasilitasi delapan IKM sebagai peserta Ambiente 2020. Di antaranya Harmoni Jaya Kreasi (kerajinan anyaman), Palem Craft Jogja (mirror dan lighting), Mohoi (kerajinan anyaman bambu), Bana Nusantara (kerajinan anyaman bambu), Pandanus Internusa (kerajinan anyaman), Yogya Indo Global (kerajinan kayu), Siji Lifestyle (kerajinan kayu dan resin) dan Art Classic (kerajinan kayu).

Gati menambahkan, keikutsertaan dalam pameran tersebut juga diharapkan menjadi salah satu cara bagi IKM nasional untuk bisa saling berinteraksi secara langsung dengan buyer (pembeli potensial). “Karena tren penjualan dari eksportir langsung dengan buyer adalah sebagai salah satu jalur distribution channels yang efektif dan diminati di Eropa,” imbuhnya.

Dirjen IKMA pun menjelaskan, dalam fasilitasi pameran Ambiente ini, para pelaku IKM kerajinan yang terkurasi mendapatkan fasilitasi bantuan promosi untuk menampilkan produk kerajinan terbaiknya, khususnya home décor. Sebab produk tersebut, banyak diminati pembeli potensial (wholesaler ataupun retailer) yang berkunjung ke pameran Ambiente.

“Fasilitasi keikutsertaan IKM Indonesia di pameran Ambiente ini juga menghasilkan peningkatan nilai ekspor IKM peserta pameran setiap tahun. Peningkatannya rata-rata sebesar 99,5 persen,” ujarnya.

Kedelapan IKM Indonesia yang difasilitasi Ditjen IKMA Kemenperin, mampu mencatatkan nilai penjualan selama pameran sebesar 1,57 juta dolar AS. “Dalam gelaran tahun ini minat buyer juga cukup tinggi terhadap produk-produk dari para IKM Indonesia. Mereka juga berhasil mendapatkan sekitar 102 kontrak dagang dari 37 negara, serta membukukan berbagai pesanan dan penjualan yang akan ditindaklanjuti setelah pameran berakhir,” jelas Gati.

Pada 2020, Ambiente diikuti sebanyak 4.635 peserta dari 93 negara. Jumlah peserta tersebut meningkat 3,9 persen dibanding 2019. Sementara itu, jumlah pengunjung mencapai 108 ribu orang dari 160 negara, sebanyak 62 persen di antaranya berasal dari luar Jerman, seperti dari Italia, Perancis, Belanda, Spanyol, Britania Raya, Turki, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang.

Di tengah gelaran Ambiente, dilaksanakan pula Business Gathering yang bekerja sama dengan KBRI Berlin dan KJRI Frankfurt. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan bisnis antara para pelaku usaha kerajinan Indonesia dan Jerman.

“Pada acara tersebut, kami telah menyampaikan informasi mengenai keunggulan dan kualitas produk Indonesia. Kami juga mengajak para pelaku usaha Jerman untuk terus meningkatkan hubungan bisnis dengan Indonesia,” tuturnya.

Gati mengemukakan, perusahaan Indonesia juga berkesempatan untuk membangun jejaring dan kontak bisnis dengan sejumlah perusahaan Jerman, dan juga negara lain seperti Perancis dan Jepang. Beberapa peserta Indonesia menyatakan, dari acara serupa tahun lalu telah berhasil mendapatkan orderan besar yang masih berlanjut sampai beberapa waktu ke depan.

Bahkan, lanjut dia, pameran Ambiente menjadi ajang promosi penting di Jerman dan Eropa untuk berbagai produk consumer goods, yang nantinya dapat menghasilkan nilai ekonomi cukup baik bagi para peserta Indonesia. “Dalam lima tahun terakhir, Paviliun Indonesia mencatatkan kenaikan nilai transaksinya hingga 113 persen. Tentunya hal ini capaian yang sangat membanggakan, yang menunjukkan peningkatan kemampuan IKM Indonesia di pasar global,” ujar Gati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement