Kamis 20 Feb 2020 18:07 WIB

Lengkapi Koleksi, Taman Nusa Bangun Rumah Adat Penglipuran

Taman Nusa merupakan destinasi wisata miniatur rumah adat Indonesia di Bali.

Red: Reiny Dwinanda
Desa Penglipuran, salah satu desa terbersih di dunia terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Taman Nusa membangun miniatur rumah desa adat Penglipuran untuk melengkapi koleksinya.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Desa Penglipuran, salah satu desa terbersih di dunia terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Taman Nusa membangun miniatur rumah desa adat Penglipuran untuk melengkapi koleksinya.

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Taman Nusa, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Gianyar, Bali, yang menyajikan miniatur rumah adat Indonesia, menambah wahana baru. Rumah adat Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli yang terkenal sebagai salah satu desa terbersih sedunia, kini ada di sana.

"Setelah replika Candi Borobudur, kini ada wahana baru, yakni rumah adat Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli,” kata Nyoman Murjana, General Manager Taman Nusa di Gianyar, Bali, Kamis.

Baca Juga

Desa Penglipuran merupakan salah satu destinasi favorit di Kabupaten Bangli. Desa itu terkenal bersih dan memiliki rumah adat yang terjaga sejak ratusan tahun lalu.

Menurut Nyoman, rumah gaya Penglipuran itu merupakan rumah Bali terdiri atas sekumpulan bangunan yang memiliki fungsi yang berbeda-beda dengan sepasang patung di depan terlihat ramah menyambut tamu yang datang. Bahan utama rumah adalah bambu, tanaman yang berlimpah jumlahnya di sekitar Bali.

Atap serta dindingnya terbuat dari bambu dan dinding terbentuk dari anyaman bambu yang disebut bedeg. Pulau Dewata memiliki rumah tradisional yang secara utuh dibangun dengan aturan Asta Kosala Kosali.

Proses pembangunan rumah diawali dengan nyikut karang atau pengukuran tapak, peletakan batu pertama. Semua diawali dan diakhiri dengan beberapa ritual, sehingga bangunan itu punya taksu dan muncul aura positif.

Secara umum, rumah adat setempat memiliki ciri sudut utara-timur sebagai area yang digunakan sebagai tempat suci. Sedangkan sudut barat-selatan merupakan sudut yang lebih rendah dalam tata ruang rumah menjadi arah masuk ke hunian atau untuk bangunan lain, seperti kamar mandi dan lain-lain.

Bangunan-bangunan dalam arsitektur rumah adat tersebut terdiri atasbale daja (bagian utara) untuk ruang tidur dan menerima tamu penting, bale dauh (bagian barat) untuk ruang tidur dan menerima tamu dari kalangan biasa, bale dangin (bagian timur) untuk upacara, dapur untuk memasak, jineng untuk lumbung padi, dan tempat suci untuk pemujaan.

Ada tiga aspek yang harus diterapkan di dalam pembangunan rumah adat ini ialah aspek pawongan (manusia sebagai penghuni rumah), pelemahan (lokasi alias lingkungan), dan yang terakhir parahyangan. Kunjungan wisatawan ke Taman Nusa rata-rata 12 ribu orang per bulan. Komposisi wisatawan yang datang ke Taman Nusa, 60 persen merupakan wisatawan Nusantara dan 40 persen wisatawan mancanegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement