Sabtu 22 Feb 2020 04:43 WIB

Erick Thohir Ungkap Peran Penting Deputi di Kementerian BUMN

Deputi membantu BUMN untuk mematangkan pembentukan holding BUMN.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan pentingnya peran deputi di Kementerian BUMN.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan pentingnya peran deputi di Kementerian BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan pentingnya peran deputi di Kementerian BUMN. Erick mengatakan keberadaan deputi akan membantu dirinya dan dua wakil menteri (wamen) BUMN dalam mendorong kinerja BUMN lebih baik, termasuk rencana pembentukan sub holding.  Kata Erick, masing-masing wamen akan memegang sekira tujuh sub holding. Kemudian, Kementerian BUMN juga menyediakan satu sub holding khusus untuk menampung BUMN-BUMN yang dalam status dead weight atau sekarat.

"Tidak mungkin saya dan wamen mengurusi 142 perusahaan BUMN, ditambah anak, cucu, bahkan cicitnya," ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (20/2).

Baca Juga

Erick menjelaskan, perampingan struktur deputi dari tujuh deputi pada era sebelumnya menjadi hanya tiga deputi tidak menjadi persoalan lantaran adanya perubahan dalam sistem kerja deputi. Erick mengatakan peran deputi sebelumnya hanya fokus dalam mengawal rencana bisnis semata, namun tidak mendalam. Hal ini yang Erick ubah dengan memberikan tugas kepada tiga deputi untuk lebih mendalami rencana kerja BUMN. 

"Makanya kita perdalam dengan 3 deputi untuk keuangan, hukum, dan SDM. Jadi masuk ke sendi-sendi yang penting dalam korporasi untuk perdalam proses bisnisnya," ucap Erick. 

Erick mengaku telah memberikan tugas kepada masing-masing deputi. Erick meminta Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Nawal Nely memastikan tidak ada memanipulasi laporan keuangan BUMN. 

"Kalau saya dan wamen melihat bagus-bagus saja tapi tidak in depth. Ibu deputi (keuangan) saya minta lima tahun ke depan melihat berapa dividen yang diproyeksikan BUMN, tercapai atau tidak," kata Erick. 

Sementara Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Carlo Brix Tewu diminta mendalami kasus hukum yang terjadi antarBUMN maupun dengan swasta. Erick juga ingin ada kepastian hukum agar para direksi tidak ragu dalam mengambil keputusan.

"Bagaimana juga bedakan kebijaksanaan yang diambil secara bisnis yang menghindari kerugian negara. Jangan sampai direksi ketakutan ambil keputusan karena takut dipenjara, selama proses bisnisnya baik jangan takut. Hal-hal ini yang kita coba jaga," ucap Erick. 

Erick juga masih menunggu satu deputi SDM yang bertugas meningkatkan kualitas SDM BUMN ke depan. Erick menyebut pengembangan talenta termasuk dalam salah satu poin dalam lima prioritas BUMN hingga 2024. Erick menekankan pentingnya akhlak bagi para SDM di BUMN dalam upaya menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

"Makanya akhlak penting, tapi tidak bisa cuma slogan, pembangunan talenta harus digalakkan," kata Erick.

Selain dua wamen dan tiga deputi, Erick juga dibantu Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara, Kementerian ESDM dan Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Loto Srinaita Ginting yang sebelumnya menduduki posisi Direktur SUN Ditjen Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko di Kementerian Keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement