Selasa 25 Feb 2020 06:03 WIB

PPA Tangani 10 BUMN Sakit

Menteri Erick tengah memetakan BUMN yang dari aspek ekonomi dan tidak memuaskan.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Menteri Erick tengah memetakan BUMN yang dari aspek ekonomi dan pelayanan publik tidak memuaskan.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Menteri Erick tengah memetakan BUMN yang dari aspek ekonomi dan pelayanan publik tidak memuaskan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir sedang memetakan BUMN-BUMN yang berstatus dead weight atau 'sekarat' untuk nantinya dilikuidasi atau dimerger. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Erick tengah memetakan BUMN-BUMN yang dari aspek ekonomi dan pelayanan publik tidak memuaskan.

Selain melakukan evaluasi, lanjut Arya, Kementerian BUMN juga menanti hasil penanganan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) terhadap BUMN-BUMN yang dalam masalah.

"Itu nanti diklarifikasi sesuai dengan kategori yang dibuat, kalau dia perusahaan tidak menguntungkan dan tidak memberikan manfaat sosial, bisa merger atau dibubarkan yang tidak sehat itu," ujar Arya saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/2).

Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Edi Winanto mengatakan sampai saat ini, terdapat 10 BUMN yang masih dalam penanganan PPA melalui kegiatan restrukturisasi dan/atau revitalisasi BUMN sesuai penugasan dari Kementerian BUMN. Edi memerinci BUMN-BUMN yang dalam penanganan PPA seperti PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra, PT PAL Indonesia (Persero), PT Industri Kapal Indonesia (Persero), di mana PPA memberikan dukungan pembiayaan.

Edi menambahkan PPA juga membantu PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) dalam penyelesaian kewajiban karyawan, pendampingan perseroan usai diperolehnya putusan homologasi, dan pendampingan implementasi pengembangan bisnis kargo ke wilayah Indonesia timur hasil sinergi BUMN dan pengembangan anak usaha PT MNA.

"Untuk PT Survai Udara Penas (Persero),

PPA memberikan dukungan pendanaan beberapa proyek pemetaan," ujar Edi. 

Edi melanjutkan, PPA juga menangani PT Industri Gelas (Persero) denga membantu penyelesaian kewajiban karyawan dan pemeliharaan aset pascapenghentian operasional usaha.

"PPA juga telah mengambil alih sebagian aset lahan milik PT Iglas," kata Edi. 

Selain itu, untuk PT Kertas Leces (Persero), kata Edi, sudah dinyatakan pailit dan penanganan aset saat ini dilakukan oleh kurator. Untuk PT Kertas Kraft Aceh (Persero), lanjut Edi, PPA bersinergi dengan PT PLN dan Pembangkitan Jawa Bali Services sejak Juni 2016 sampai saat ini untuk mengoperasikan PLTU kombinasi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG).

"PPA juga sedang menjajaki upaya

optimalisasi aset lahan PT KKA dan peluang sinergi beberapa BUMN membentuk joint venture untuk mengoperasikan kembali pabrik kertas PT KKA," ungkap Edi. 

Edi menambahkan untuk PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PPA sedang menjajaki peluang kerja sama dengan investor strategis baik BUMN maupun swasta untuk memanfaatkan aset-aset idle PT ISN.

"PPA juga memberikan dukungan pembiayaan atau financing kepada PT ISN," lanjut Edi. 

Edi mengatakan hingga saat ini PPA belum mendapatkan arahan tertulis dari Menteri BUMN terkait penanganan BUMN-BUMN tersebut. Meski begitu, kata Edi, PPA terus aktif berkordinasi dengan Kementerian BUMN untuk menyampaikan kajian, diskusi mengenai opsi kegiatan RR BUMN, penyampaian laporan monitoring dan hal terkait lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement