Kamis 27 Feb 2020 16:34 WIB

Bidik Bisnis Rumah Online, Mandiri Pasang Target KPR Rp 12 T

Saat ini backlog perumahan di Indonesia mencapai delapan juta unit.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Rumah KPR
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Rumah KPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp 11 triliun-12 triliun pada tahun ini. Tercatat transaksi kredit kepemilikan properti Bank Mandiri di atas delapan persen menjadi Rp 44,3 triliun pada 2019.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan memasang target tersebut karena besarnya bonus demografi generasi milenial produktif, sekitar 90 juta jiwa. "Penduduk Indonesia sebesar 250 juta, tentunya banyak sekali penduduk usia muda atau milenial. Data base kami customer milenial 40-45 persen nanti bisa sampai 50:50 dengan nasabah lainnya," ujarnya saat konferensi pers di Plaza Bapindo, Jakarta, Kamis (27/2).

Baca Juga

Hery juga melihat saat ini backlog perumahan di Indonesia mencapai delapan juta. Artinya setiap tahunnya, masyarakat membutuhkan 800 ribu - 900 ribu perumahaan.

"Sementara pengembang hanya bisa menyediakan 500 ribu rumah maka terjadi backlog terus. Kebutuhan rumah penting karena primer bagi penduduk yang tidak bisa dihindari," ucapnya.

Menurut Heri, adanya kerja sama antara Bank Mandiri dan Bukalapak diharapkan dapat membantu penyelesaian backlog perumahaan di Indonesia. Sekaligus menjawab tantangan di tengah era disrupsi teknologi dan perbankan.

"Kami menargetkan 10 persen pembiayaan KPR dari kerja sama dengan Bukalapak dari target sebesar Rp 11 triliun - 12 triliun pada tahun ini," ucapnya.

Menurutnya customer based Bukalapak mampu membantu pembiayaan KPR perseroan. Tak hanya itu, perseroan juga berupaya memperluas customer based yang selama ini hanya menjual produk KPR melalui kantor cabang.

"Customer based Bukalapak 30 persen kalau kerja sama dengan kita maka terjadi cross sale yang bagus dan bisa menjangkau masyarakat Indonesia juga. Sekarang kita pikir dengan adanya ecommerce kemudian fintech tidak ada salahnya juga," jelasnya.

"Apalagi Bukalapak yang sudah masuk unicorn yang sudah punya customer based 70 juta yang aktif sekitar 30 persen dari 70 juta. Nah ini bisa jadi sumber cross selling Bank Mandiri tapi platformnya digital," jelasnya.

Hery menyebut adanya kerja sama dengan e-commerce juga bukan hanya dari sisi cross sell yang menambah data base saja.

"Dari sisi kecepatan dan juga mengikuti tren. Sekarang banyak milenial pengen beli rumah pengen cepat pengen mudah simple syaratnya juga mudah itu kita usahakan bisa dipenuhi," ucapnya.

Kemudian kerja sama dengan Bukalapak, perseroan akan melakukan uji coba KPR dengan ticket size sebesar Rp 100 miliar. Artinya, rumah yang dijual memiliki harga kisaran ini Rp 700 sampai Rp 800 juta.

"Kita coba Rp 100 miliar untuk piloting. Nanti kalau bagus kan ada risk manajemen juga di belakang kalau kualitasnya bagus kita naikkin lagi. Kami memang customer basenya macam-macam yang di bawah dilayanin, yang tengah dilayanin yang di atas juga dilayanin," jelasnya.

Soal bunga KPR, Hery mengatakan perseroan telah menetapkan sebesar 7,5 persen fixed tiga tahun. Namun, besaran bunga KPR akan menyesuaikan program yang rutin dilakukan perseroan.

"Kita punya program khusus tergantung misal ikutin kalau lebaran 17 Agustus, Kartinan tentu ada program juga di sini," ucapnya.

Sementara CEO Bukalapak Fajrin Rasyid menambahkan kerja sama dengan Bank Mandiri yang sebagai menyediakan KPR dan Pinhome bekerja sama dengan developer yang menyediakan rumah.

"Jadi tidak sembarangan mau jual rumah ke menu BukaRumah," ucapnya.

Diharapkan adanya kerja sama ini dapat membantu customer Bukalapak karena lebih banyak lagi fitur lainnya. Adanya kerja sama ini dilatarbelakangi respon pelanggan.

"Respon pelangganyang mencari mobil di Bukalapak kenapa tidak sekalian mencari rumah," ucapnya.

Namun, Fajrin belum bisa memasang target pengguna yang ingin membeli rumah melalui BukaRumah. Fajrin melihat tren masyarakat mencari rumah secara online cukup baik di Indonesia.

"Kita melihat dulu ke depannya karena hal yang baru, kita tetap optimis karena masukan user. Kami baru bisa menjual rumah di Jabodetabek dengan harga 200-700 juta mungkin bisa lebih mahal lagi, namun segmen tersebut paling laris jadi fokus Bukalapak kesitu dulu tapi menutup kemungkinan menjual rumah dengan harga mahal," jelasnya.

"Potensi menjual rumah secara online ada dan akan menjadi tren ke depan. Masyarakat mencari rumah online secara kriteria, tetapi masyarakat juga butuh melihat rumah makanya ada fitur kunjungan pada BukaRumah," ucapnya.

Ke depan pihaknya tidak menutup kerja sama dengan perbankan lainnya. Saat ini Bukalapak baru bekerja sama dengan Bank Mandiri.

"Kita melihat Mandiri bank yang memiliki inovasi untuk bekerja sama jadi senang di Mandiri dan juga terbuka, kerja sama dengan Mandiri ketiga atau keempat," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement