Ahad 01 Mar 2020 10:21 WIB

Freeport Kebut Konstruksi Proyek Smelter di Gresik

Smelter atau permunian tambang mineral Freeport di Gresik ditarget beroperasi 2023.

Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Proses pengolahan biji tambang untuk memisahkan mineral berharga dari pengotornya (Sellplotasi) PT Freeport Indonesia.
Foto: Musiron/Republika
[Ilustrasi] Proses pengolahan biji tambang untuk memisahkan mineral berharga dari pengotornya (Sellplotasi) PT Freeport Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pembangunan smelter atau pemurnian tambang mineral PT Freeport Indonesia (PTFI) di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, ditargetkan akan beroperasi pada 2023. PT Freeport Indonesia mengebut persiapan konstruksi proyek fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) tambang di Gresik, Jawa Timur.

"Smelter yang beroperasi pada 2023 menjadi tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia," ungkap Vice Presiden Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama dihubungi di Jayapura, Papua, Ahad (1/3).

Baca Juga

Riza menyebut, pembangunan smelter di Gresik telah kerjakan di lokasi yang dulu tanahnya rawa sehingga harus dipadatkan agar posisi smelter tidak bergeser saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi.

"Target operasional secara smelter penuh pada 2023 dan memiliki kapasitas pengolahan 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun,"ujar Riza.

Riza menyebut, smelter PT FI yang dibangun di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik tersebut diperkirakan menelan dana 3 miliar dolar AS.

Lokasi smelter di Gresik, menurut Riza, karena di wilayah Gresik sangat cocok sebab ada pabrik semen yang dapat memanfaatkan hasil pengolahan asam sulfat, perak dan gipsum.

"Ya kenapa smelter Freeport dibangun di Gresik, salah satunya bisa dimanfaatkan pabrik semen untuk mengelola asam sulfat paling dominan,"kata Vice Presiden Corcom Freeport Indonesia Riza Pratama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement