Rabu 04 Mar 2020 12:07 WIB

Polisi akan Tindak Hoaks Soal Corona

Polri menyatakan akan menindak dan menyelidiki hoaks terkait Corona

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Esthi Maharani
Berita palsu atau hoaks.
Foto: Pixabay
Berita palsu atau hoaks.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Polisi akan menyisir konten-konten hoaks terkait virus corona yang berterbaran di media sosial maupun internet. Polri menyatakan akan menindak dan menyelidiki hoaks terkait kasus corona tersebut.

"Polisi meningkatkan upaya pencegahan dan penegakan hukum terhadap hoaks yang beredar. Kita setiap hari melakukan patroli siber di dunia maya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Polisi Asep Adi Saputra saat dikonfirmasi, Rabu (4/3).

Asep mengatakan, hoaks memberikan pengaruh negatif di masyarakat terkait isu corona. Dengan adanya dua warga Indonesia yang positif Covid-19, munculnya hoaks dikhawatirkan dapat menambah kepanikan di masyarakat.

"Kalau ditemukan adanya hoaks, kita tidak ragu menindak," kata salah seorang juru bicara Mabes Polri ini.

Dengan banyaknya pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh hoaks, Polri mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial.

Masyarakat diminta tidak percaya pemberitaan yang tak jelas sumbernya dan menyebarkannya kepada orang lain.

"Ketenanangan masyarakat saat ini dibutuhkan, salah satunya dalam aspek pemberitaan," ujar Asep menambahkan.

Sebelumnya, Ketua MPR Bambang Soesatyo juga menyayangkan adanya hoaks yang bertebaran terkait virus corona. Pria yang kerap disapa Bamsoet itu pun mendorong penegak hukum merespons dan menindak siapa saja yang menyebarkan hoaks tentang penyebaran dan pasien terdampak Covid-19 di dalam negeri.

"Sangat disayangkan karena masih ada saja pihak-pihak yang terus menebar berita atau informasi hoaks tentang pasien terdampak Covid-19 di dalam negeri. Tindakan seperti ini harus dihentikan," kata Bamsoet.

Politikus Partai Golkar itu menyebut, menjelang akhir Februari 2020 hoaks tentang penyebaran virus dan pasien Covid-19 bertebaran di beberapa kota dalam negeri. Salah satunya, kata Bamsoet, ada informasi tidak akurat yang menyebut bahwa pihak berwenang menetapkan enam kota zona kuning virus corona.

Konsentrasi Kementerian Kesehatan melakukan cegah-tangkal pun harus terpecah untuk mementahkan hoaks seperti itu. Bamsoet menilai hoaks memang harus cepat dimentahkan untuk mencegah panik masyarakat.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَفَمَنْ كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ وَيَتْلُوْهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰىٓ اِمَامًا وَّرَحْمَةًۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ مِنَ الْاَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهٗ فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْهُ اِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Maka apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an). Barangsiapa mengingkarinya (Al-Qur'an) di antara kelompok-kelompok (orang Quraisy), maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

(QS. Hud ayat 17)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement